~Ehmmmmm...Akhirnya....~

Rabu, 23 Juli 2008

Dear alam mayaku…..

Hari ini Kamis, 10 Juli 2008.....akhirnya aku lulus juga ry....

Alhamdulillah....sungguh telah penuh kesyukuran di hati ini..

Ah....hari yang sekian lama tlah ku nantikan.....

6 tahun ry.... hampir 6 tahun aku memperjuangkan smuanya...

Begitu panjang jalan yang harus ku lalui...

Kau pasti tau ry, apa yg ke rasakan kini...

Kebahagian itu tumpah ry..........

Ada suka yang bertaburkan jutaan tawa dan jutaan canda...

Ada duka yang yang mengundang mendung dan tangis di hati...

Ada lelah yang berhiaskan peluh yang megundang aroma anyir di tubuhku...

Ada semangat yang membahana atas sebuah cita....

Ada merah yang merona atas kesemuan sebuah cinta....

Meski tragedi pernah datang menyapaku........

Tapi....Indah ry....semuanya yang kulalui adalah pesona keindahan yang tiada duanya...

Begitu manis untuk dirasakan oleh siapapun juga.......

Begitu merdu jika harus ku kumandangkan syair-syair yg telah terangkai selama ini...

Kau pasti tau ry, apa yg ke rasakan kini...

Kebahagian itu tumpah ry..........

Terlebih ketika melihat binar kebahagiaan di wajah Bapak ry...

Smua perbendaharaan kata yang ku punya tak kan cukup untuk mendiskripsikan ekspesinya kala itu...........

Sungguh Tak pernah ku lihat sebelumny ry.............

Bapak.....iya Bapak adalah sumber motivasi terbesarku ry.........

Terakhir saat penelitian hingga menjelang wisuda...aku begitu sering memutar

”ada band – Yang terbaik untuknya...”......

Bait-bait itu menguatkanku ketika lemah....meringankan bebanku ketika smuanya terasa berat....menarik langkahku ketika mulai lambat melangkah...................

Mama’.....Mama’ adalah sumber kekuatan cintaku ...agar tetap dapat menapaki rintangan dengan sepenuh cinta di hati...........

Aku juga selalu memutar nasyid ”masa kecil bersama ibu” hampir setiap malam...

Bait-bait itu juga semakin menguatkan kesabaranku....atas segala sesuatu yang terasa sulit bagiku....

Mama’ yang selalu setia menantiku di depan pintu setiap malam ketika ku pulang malam dengan lelah yang tak tertahankan..........

Mama’ yang selalu menawariku makan meski kadang tak ada inginku tuk sesuap nasi...

Sungguh..........betapaku kagum dengan cinta yang mereka miliki........

Dan kelulusan hari ini adalah untuk mereka..........

Akhirnya tak ada kata yang lebih indah dari pada kesyukuran atas nikmatnya di hari ini

”Alhamdulillahi rabbil ’alamiin..................”

Semoga semua yang telah ku terima di hari ini semakin menambah cintaku padaNya

Dan semakin menambah ketaatanku padaNya..........Amiiin.



10 Juli 2008

ketika bahagia masih memenuhi rongga hatiku...

`Harmony Hati`

Seorang sahabat mengirimkan SMS nya ke saya:

”Jodoh memang sebuah misteri Illahi…seperti misteri segitiga bermuda Formosa, seperti misteri penyalipan yudas …seperti lenyapnya benua Atlantis dan harta raja Sulaiman.”

Mmm...iya, setiap kita pasti mengiyakannya. Bahwa jodoh adalah sebuah misteri yang unik bagi siapapun. Berbibacara tentang jodoh, seketika saya teringat seorang novelis ternama di Indonesia : Helvy Triana Rossa. Beberapa bulan yang lalu saya mengunjungi blog beliau. Sebuah blog yang berisi tentang romantika kehidupannya dengan sang suami: mas Tomy. Tentang mas Tomy nya itu...., seseorang yang awal tak sama sekali ia kenal kini telah mendampingi hidupnya selama 12 tahun. Sedari kecil mba Helvy tak sama sekali memiliki teman maupun karib keluarga yang bernama Tomy. Tetapi Tomy adalah sebuah nama yang ia berikan kepada boneka kecilnya. Hingga kemudian Alloh menghadirkan seorang Tomy untuknya. Ia dijodohkan dengan Mas tomy yang sedehana dan memiliki karakter yang hampir pasti berlawanan dengan karakternya. Menurut Faridz, anaknya yang kini juga telah menjdi penulis cilik : ”Bunda tuh sangat jauh berbeda dengan Ayah. Bunda romantis sementara ayah ga’ sama sekali romantis, Bunda seriiiing ngobrol, tapi ayah sangat pendiam, Bunda tuh begini tapi ayah begitu...duh pokoknya banyak banget deh beda nya.... Tapi hebatnya bunda dan ayah tuh ga’ pernah bertengkar.., Bunda ngertiin ayah banget...Ayah juga begitu... dan yang pasti bunda dan ayah sama-sama saling mencintai dan sama-sama sholeh.:)

Perbedaan karakter yang serupa juga saya temukan pada kedua orangtua saya. Bahkan hampir tak ada persamaan karakter antara keduanya. Meski mereka tak saling mengenal satu sama lain sebelum pernikahan (mama’ menerima lamaran bapak lantaran kakek juga menerimannya dengan hanya satu alasan : bapak pinter shholat dan ngaji, meski saat itu bapak tak mempunyai pekerjaan tetap), Teapi seiring berjalannya waktu mereka sama-sama bisa saling menyanyangi, saling mencintai, saling mengerti, saling menerima kekurangan satu sama lain, dan saling memahami perbedaan-perbedaan di antara keduanya Demikian juga dengan ketiga saudara saya yang telah menikah. Ada banyak perbedaan yang saya temukan antara mereka dengan pasangannya masing-masing. Perbedaan itu justru terlihat lebih indah. Iya tentu..karna bagi saya saling memahami dan mengerti antara satu sama lain adalah harmony kehidupan yang sangat indah. Meski perbedaan bisa menjadi potensi konflik bagi siapapun. Dan tentu saja tak akan ada hubungan tanpa konflik. Tapi kedekatan diri denganNya akan mampu mengatasi konflik dengan ending yang sangat bijak.

Sekarang saya mulai dapat menyimpulkan bahwa jodoh kita tidaklah harus berkarakter sama dengan kita. Justru sepertinya kita harus mencari atau bahkan menciptakan perbedaan itu. Perbedaan itu akan menjadi suatu tantangan yang jika kita kelola dengan baik akan menjadi kekuatan terbaik bagi kita. Jadi sebenarnya kita tidak perlu melakukan pendekatan personal dengan seseorang yang merupakan jodoh kita nantinya. Karna kita tak perlu mencari kecocokan sikap dan karakter.

Bahwa Islam hanya membolehkan taaruf dan mengharamkan sesuatu yang melebihi itu memang benar adanya. Tak perlu adanya penjajakan, tak perlu ada pacaran karna darinya tak kan ada manfaat apapun. Alasan untuk menemukan kecocokan, saling memahami atau apapun sesungguhnya hanya alasan klise yang sebenarnya tak kan berpengaruh apapun terhadap keharmonisan rumah tangga di kemudian hari. Karna kita tak perlu mencari kecocokan sikap dan karakter. Kita hanya perlu menyiapkan kekuatan ruh, hati, jiwa dan fikiran untuk dapat beradaptasi dengan kemungkinan perbedaan yang ada. Kita hanya perlu tau kualitas keimanannya. Karna semakin tinggi keimanan seseorang maka ia akan semakin bijak dan sabar menjalani proses adaptif di kemudian hari, tanpa ada keluh kesah dan tanpa kecewa di hati.

Ehm....jadi berjodoh dengan orang yang baru saja kita kenal atau menerima proses perjodohan??? So what gitu loh?? Tapi : ”Iman ”..harus menjadi sandaran utama kita untuk menentukan pilihan itu...Bagaimana??? setuju???.


Juli 2008

kala masih menantinya...

~Temaram Senja~

Jumat, 11 Juli 2008


~Temaram Senja~


Menatap langit sesudah senja…….

Ada jutaan bahkan milyaran bintang .......

Memenuhi langit malamku...seolah tak ada ruang kosong yang tersisa...

Berkelap-kelip menggodaku...

Senyum tulus nan lebar pun segera ku lepas ke udara...

Mengangkasa...membalas tiap kerlipan sahabat malamku...

Deretan pepohonan di bawahku, juga turut menggodaku...

Samar-samar ku lihat dahannya menari gemulai oleh hembusan angin...

Ah......alam malamku tanpa hujan memang senantiasa indah...

Bercengkrama dengannya akan selalu menghadirkan kedamaian di ruang hati...

Meski hanya menyapanya dalam diam...

Mereka yang selalu setia menemaniku yang seringkali berdiri mematung di teras atas rumahku...

Jika senja telah terlewat aku slalu tak beruntung...

Burung- burung sudah kembali ke sarangnya...

Tiada lagi kicauannya..

Hanya sekawanan jangkrik yang senantiasa melengkingkan suaranya..

Sesekali ku ikuti iramanya sambil melafadzkan dzikir almasturatku....

Atau senandung- senandung hati gubahanku...

Sungguh...aku selalu ingin diantara mereka..

Di antara jutaan bintang..diantara irama jangkrik..dan di antara tarian dedaunan....

Mentafakuri irama hidup dalam bait-bait senja..

Dan lalu ketika isya berkumandang ...tuntaslah sgala gundah tertelam alam senjaku....

Ahad, 29 Juni 2008

Saat lelah mengolah data2 T.A ku...