~ Bersiap Menjadi Orangtua Yuk?! ~

Rabu, 29 April 2009


~ Bersiap Menjadi Orangtua Yuk?! ~

Nuwon pangapunten sa’doronge, mohon maaf sebelumnya, izinkan saya berbagi sedikit tentang ‘secuil’ ilmu yang baru saja saya dapatkan dari tempat belajar saya dan dari sebuah buku yang sangat menarik bagi saya. (sstt….ini buku baru saya beli sepekan yang lalu loh….^_^). “ Sharing” ini saya dedikasikan khusus bagi saya dan juga anda yang akan dan sedang menanti amanah baru : menjadi orangtua. Semoga bisa bermanfaat bagi kita, meskipun sederhana dan alakadarnya. Sok...dibaca atuh yah..kang, teteh, aa’,ade’, mas dan mba yu ne...monggo..^_^.

Konon katanya sebagai orang dewasa kita memiliki 3 peran utama bagi anak-anak di sekitar kita. Ketiga peran tersebut yaitu sebagai guru, sebagai orangtua dan sebagai teman bermain baginya. (Nah...bener kan..udah banyak yang tau..., he..he.., ga’ papa yah diinget lagi).

Mereka yang disebut orangtua adalah ayah kandung atau ibu kandung dari seorang anak. Sedangkan guru seringkali diartikan sebagai pengajar dan pendidik di lingkungan sekolah. Padahal sejatinya orangtua juga merupakan guru bagi anak-anaknya. Karna orangtua dan guru memiliki tugas yang sama yaitu mendidik, mengajar sekaligus melatih kemampuan seorang anak. Dalam hal ini ada 3 bagian kecerdasan anak yang harus diasah baik oleh orangtua maupun guru. 3 aspek kecerdasan itu adalah kecerdasan kognitif (otak), kecerdasan afektif (hati) dan kecerdasan Psikomotorik (tubuh).

Nah, mengajar adalah proses merubah anak dari ’tidak tau’ menjadi ’tau’, sisi kecerdasan yang diasah adalah kognitif (otak) si anak. Klo’ mendidik adalah proses merubah anak dari ’tidak mau’ menjadi ’mau’, sisi kecerdasan yang diasah adalah afektif (hati) si anak. Sedangkan melatih adalah proses merubah anak dari ’tidak bisa’ menjadi ’bisa’, sisi kecerdasan yang diasah adalah psikomotorik (tubuh).

Peran yang terakhir adalah kita sebagai teman bermain bagi anak-anak kita. Bagi anak bermain selain tuntutan naluri juga merupakan pekerjaan yang utama baginya. Karena mereka belajar banyak hal dalam bermain, baik ketrampilan motorik kasar, motorik halus, komunikasi, maupun pengembangan semua sisi multiple intellegence. Orangtua yang kreatif adalah mereka yang dapat menjadikan aktifitas sehari-hari sebagai bagian dari permainan. Menjadi teman bermain untuknya?? Sepertinya sederhana dan bisa dilakukan oleh setiap orangtua. Tapi pada kenyataannya masih banyak orangtua yang menyediakan waktu khusus untuk menemani anaknya bermain, terutama seorang ayah. Karna sebagian besar waktunya untuk bekerja sehingga waktunya dirumah dimaksimalkan untuk melepas lelah baginya. Sehingga seringkali peran orangtua didominansi olegh seorang ibu. Padahal sejatinya seorang ibu dan ayah memiliki peran yang sama dan seimbang.

Menurut Ida Nurlaila dalam bukunya Menyayangi Anak Sepenuh Hati (2008), bahwa seorang pengajar, pendidik sekaligus pelatih bagi anak-anak, harus memiliki karakteristik dasar sebagai berikut :

Ikhlas
Semua amal kita untuk Allah semata. Mendidik anak juga merupakan salah satu amal terbaik. Mendidik anak sebagai amanah Allah dan kita jadikan sebagai anak sholeh untuk menjalankan perintah Alloh dan membela agamaNya. Tanpa mengharapkan pamrih duniawi. Bukan untuk kebesaran dan kemuliaan kita sendiri.

Takwa
Meraih status tertinggi di sisi Alloh dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Ilmu
Kita harus membekali diri dengan ilmu dan ketrampilan. Misalnya dengan mengikuti parenting training, membeli buku-buku pendidikan anak, berlangganan majalah keluarga, dan lain sebagainya.

Penyabar
Kesabaran tidak memiliki batas. Ia mengalir dalam setiap situasi dan keadaan yang segala bentuknya, mulai dari senyuman hingga saatnya harus menghukum anak.
Rasa tanggungjawab
Meliputi tanggung jawab kepada keluarga dan masyarakat serta tanggung jawab kepada Alloh untuk merawat titipsnNya dan menggembalikan kepada Alloh dalam keadaan fitrahnya.

Kasih sayang
Hanya kasih sayang yang membuat seseorang bertahan untuk mencintai anak tanpa henti. Seperti apapun anak kita atau bagaimanapun prilakunya.

Yuk..kita jenguk hati dan diri kita !, Bila ternyata kita belum sepenuhnya memiliki karakter diri sebagi orangtua. Bukankan wajar jika hingga saat ini Alloh belum menghendaki ”hadirnya” di antara kita. Karna kehadirannya bukan hanya sekedar ’meramaikan’ rumah kita kan?? Menurut anda gimana??

Kaliurang, 16 April 09
Spesial untuk mas yudi & istri, Mba’ yanti & suami, Dewi Lestari & suami semoga penantian itu akan segera berujung.

~ K o l a b u r a s i A l a m ~


~ K o l a b u r a s i A l a m ~


Aku masih di sini……
Di antara gunung-gunung perkasa yang dihamparkanNYA, Ia masih kokoh berdiri, tinggi menjulang menuju permukaan langit biru..., berpelukan awan- awan putih yang terserak indah, bermandikan jutaan kabut pagi.....damai...

Aku masih di sini...
Di antara gemerincing air yang menderu laju...menuruni alam....menumbuk bebatuan besar yang menghalanginya....mencari setiap celah-celah bebatuan agar terus bisa berlari mengejar waktu menuju muara terindahnya....dingin....

Aku masih di sini...
Di antara permadani hijau yang membentang luas di permukaan bumi yang tak datar...jutaan pepohonan rimbun yang bergelayut manja pada alamku...yang menari indah saat sang bayu menerpa wajahnya.. sungguh tak ada satu makhlukpun yang tak terpesona keelokannya...asri....

Aku masih di sini....
Di antara kicauannya...burung-burung yang bernyanyi riang...bersahut-sahutan mesra....mendendangkan irama hatinya...syahdu...., di antara kepakan sayap mungilnya...bergerak indah mengangkasa luas....lepas...bebas....

Aku masih di sini...
Di antara desauan angin... yang menenggelamkanku dalam kesejukan jiwa....yang slalu membelaiku penuh kelembutan, saat mentari tersenyum cerah sepanjang hari.....sejuk...

Aku masih di sini...
Di antara lukisan alam terindah...hamparan sawah.....dan kerbau yang tak pernah letih membajaknya.....sungai-sungai kecil dan bebatuannya yang menemaninya...ikan-ikan yang terus bergerak tanpa henti...serta itik-itik yang berbaris rapi...serasi...

Aku masih di sini..
Di antara hiruk pikuk kehidupan....., manusia-manusia yang berbudi dan santun...., yang senantiasa tulus menaburkan sayangnya.... menyapa setiap diri yang melintasinya....ramah...

Aku masih di sini....
Di antara jutaan kenikmatan dariNYA...dalam rengkuhan mesra cintaNYA....dengan kesyukuran yang membuncah...., bahagia...Alhamdulillah.

”Lalu nikmat Allah yang manakah yang kau dustakan??”

Selasa, 28 April 2009
Kaliurang, Yogya.

~ Bermain Yuk Nak.... !!! ~


~ Bermain Yuk Nak.... !!!


~Ehmm....main?? siapa coba yang ga'suka?? Mulai dari anak kecil hingga kakek nenek sekalipun pasti suka dengan aktifitas ini.. : have fun. Eh tapi klo kakek-kakek dan nenek-nenek mainan apa yah?? Klo orang-orang dewasa seperti kita kan sukanya ’main hati’ yah??bener ga’? hayo ngaku!!...

Eh..maaf kok jadi ngelantur....saya bukan mau bahas itu kok, ini tentang ”mainan” anak-anak kita. Tapi...yang belum punya anak, wajib baca juga yah..., Ini demi masa depan generasi kita. Biar kedepannya kita bakalan punya Habibi junior, Thomas alfa edison junior, dan junior-junior lainnya. Nah loh, maaf nih bawa-bawa nama orang beken. Tau kan sejarahnya kenapa Pak Habibi tuh bisa buat pesawat terbang??, itu karena habibi kecil suka main pesawat-pesawatan, yang paling sering tuh buat pesawat kertas. Dan Habibi kecil bebas mengekspresikan dirinya, tak ada pantangan dan tak ada larangan, tak ada tekanan dari orang-orang disekitarnya yang membatasi imajinasinya. Terus tau juga kan sejarahnya kenapa si Thomas bisa nemuin lampu?? karna semuanya sudah tau, jadi ga’ perlu ditulis lagi yah.^_^.

Nah, sodara-sodaraku yang budiman (nyontek aa’Gym nih ...), di bawah ini adalah hasil resensi dari majalah UMMI edisi spesial, klo ga’ salah sih terbitan 1 tahun yang lalu. Tapi informasi tetap manfaat buat kita-kita orang loh..:), semoga....

Bermain adalah kegiatan yang membuat anak terlibat dalam kegiatan yang membuat anak terlibat dalam aktifitas yang membuatnya aktif, bergerak, dan dapat mengeksplorasi banyak hal. Dengan bermain anak akan aktif bergerak. Hal ini akan meningkatkan kesehatannya dan menjadi sarana yang menyenangkan untuk melatih anak terasah dalam kegiatan yang menuntut ketrampilan fisik (misalnya : olahraga). Bermain juga akan membuat anak belajar bermain peran dan bersosialisasi dengan oranglain. Ini bentuk latihan yang bagus untuk memasuki kehidupan sosial yang sebenarnya ada di masyarakat.
Dan satu yang pasti bermain adalah kegiatan yang menyenangkan dan sehat untuk anak.

Bagi anak-anak bermain amat sangat penting!, dengan bermain, seorang anak akan dapat kesempatan berkembang lebih optimal. Bermain akan dapat membuatnya dapat mengekspresikan perasaan dan gagasan serta membuatnya masuk ke alam imajinasi tak terbatas. Imajinasi inilah yang membuatnya tertuntun untuk kreatif.

Bermain menjadi aktifitas penting yang perlu diperhatikan orangtua pada anak. Karna bermain selain merupakan kegemaran anak-anak, juga merupakan satu sarana penting bila kita ingin menjadi lebih cerdas bahkan lebih pintar. Karna berbagai riset menunjukkan anak lebih mudah belajar, lebih mudah menyerap pelajaran, saat hati senang, diri mereka senang dan konsep diri mereka positif.

Melarang anak bermain dan melampiaskan energinya sama dengan mengurangi haknya senagai anak. Lagi pula, kurang bermain bisa membuat anak tak ceria dan tak percaya diri. Biasanya kalau anak kurang bermain atau kurang bermain kelompok, ia akan minder, kurang supel atau menjadi mudah sekali takut dengan teman-temannya. Anak yang cukup bermain akan memperlihatkan wajah yang lebih ceria dibanding anak yang sehari-hari hanya di suruh les ini itu yang membuat mereka merasa tertekan. (Dwiana Maya A.S.Psi, dosen di Fakultas Psikologi UPI , jakarta).

Peran Orangtua :
Pertama, menyeleksi permainan mana yang cocok dan mencerdaskan. Mainan yang ”sudah jadi” tak akan begitu merangsang anak berlatih berfikir. Karena itu orang tua harus rajin mencari mainan akan yang sifatnya bongkar pasang dengan tetap menyesuaikan umurnya. Mainan yang belum jadi akan membuat anak berfikir tentang proses. Proses membuat rumah, mobil dan sebagainya yang kini banyak terlewat karena orangtua lebih suka membelikan mobil-mobilan berbaterai yang tinggal dipencet ”on” – ”of”nya.

Kedua, orangtua harus mengintervensi permainan jika permainan itu merangsang agresivitas. Pisau yang berguna untuk bermain masak-masakan, misalnya bisa juga dipakai anak untuk melukai temannya. Tentu orangtua harus turun tangan untuk memberi tau fungsi pisau itu.

Ketiga, orangtua juga bisa memasukkan nilai-nilai, termasuk nilai spiritual. Biasakan agar si anak berdoa dulu sebelum bermain. Tanggung jawab bisa diajarkan dengan melatih si anak membereskan mainannya seusai bermain.


Ok..resensi selesai. Trims, telah bersedia membacanya....^_^...

Nah..kesimpulannya proses kreatif seseorang dimulai dari bermain kan???
Semoga kita bisa sepakat untuk tidak membatasi anak-anak kita untuk bermain?? Ketimbang waktu anak dihabiskan di depan TV atau dengan game, akan sangat baik jika anak-anak bermain. Ingat waktu kita masih kecil dulu kan??

Kaliurang, 24 April 2009

~ Sebuah Tanya Dari Anak Kita ~

Kamis, 16 April 2009


~ Sebuah tanya dari anak-anak kita ~

Seperti biasanya, setiap sore sehabis ashar, saya selalu beraktifitas di dapur, mempersiapkan hidangan untuk makan malam sekaligus membuat kue-kue sederhana atau gorengan ala kadarnya. Saya selalu ditemani Latifah, anak saya yang usianya belum genap 5 tahun. Di usianya yang masih dini, Ifah lebih tertarik bermain di dapur bersama saya, daripada bermain di luar. Meski ia lebih sering memperhatikan, terkadang sesekali menakar tepung, mengambilkan air atau hal-hal ringan yang sudah dapat dilakukan oleh anak-anak seusianya. Seringkali juga tangan mungilnya secara tak sengaja menumpahkan gula, memecahkan telur, bahkan memecahkan beberapa piring dan gelas kami. Tak ada kemarahan, tak ada kekecewaan dan tak ada hukuman atas semuanya, karna itu adalah proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Dengan penjelasan sederhana, Lambat laun ia akan bisa dan akan lebih berhati-hati.

Sore itu tiba-tiba Ifah menanyakan sesuatu yang sebelumnya tak sama sekali terfikirkan oleh saya.

”Bunda kemarin ayah bilang, tempe buatnya dari kacang kedelai, trus kenapa sih kacang kedelai dinamain kedelai?” Ifah bertanya dengan wajah yang penuh antusias, sembari membolak-balikkan potongan-potongan tempe dengan tangan mungilnya.

”Ehm..kenapa Ifah nanya begitu??”

” Habisnya kan bunda pernah bilang, semua nama punya alasannya, nah kalau kacang hijau, kacang merah, dan kacang tanah, Ifah sudah tau alasannya. Kalau hijau karna warnanya hijau, kacang merah karna warnanya merah, kalau kacang tanah karna memang buahnya ada di dalam tanah.”

Iya... saya ingat beberapa waktu yang lalu ifah menanyakan perihal namanya. Kenapa sih Bunda dan Ayahnya memberi nama Latifah padanya, lalu dengan bahasa yang sederhana saya menjelaskan padanya bahwa kami ingin Ifah menjadi anak yang berhati lembut, karena Latifah itu artinya lembut. Sejak saat itu Ifah mulai sering menanyakan hal-hal yang berkaitan tentang nama seseorang yang dikenalnya bahkan nama-nama benda yang ia temui di sekelilingnya. Bahkan suatu ketika Ifah mengomentari nama saya. Bahwa nama ”agus” itu adalah nama laki-laki. Karna teman-teman saya dan suami saya yang mempunyai nama yang sama dengan saya kesemuanya adalah laki-laki. Ehm..sekecil itu Ifah memang sudah terlihat kritis dalam berfikir. Dan kami bersyukur memilikinya.

”Bun...Bunda..kok Bunda ngelamun jadi ngelamun??”

”Eh ...ga’ kok sayang...Bunda ga’ ngelamun, lagi mikir aja..,Subhanalloh!!, anak bunda makin hebat deh..., tapi maaf yah sayang...bunda juga belum tau jawabannya..”

Sungguh saat itu, saya tidak sama sekali punya jawaban atas pertanyaannya, tidak ada ide yang melintas sedikitpun.

”Yaah..Bunda.., Ifah kan ingin tau jawabannya sekarang juga.”

Ifah menyatakan ekspresi kekecewaannya, jika sedang cemberut begitu, saya justru tertawa dalam hati, karna wajahnya hampir sama persis dengan wajah ayahnya beberapa hari terakhir,saat tugas-tugas kuliah S2 nya menumpuk, hingga menyita waktu istirahat malamnya.

”Iya...Bunda ngerti sayang, tapi anak bunda yang sholihah harus sabar yah..., kita tunggu ayah pulang, siapa tau Ayah punya jawabannya buat Ifah....’

” Oia yah bunda...Ayah Ifah kan hebat yah, kemarin aja ayah ceritain Ifah tentang tanaman-tanaman ajaib.” Binar keceriaan kembali terpancar di wajahnya. Ia tersenyum penuh harapan, saat sedang begitu saya seperti sedang melihat wajah saya pada cermin datar. Senyumnya sama persis.

” Oke deh Bunda, Ifah tunggu Ayah pulang.”

45 menit berselang, semua aktifitas dapur selesai. Kalau sudah begitu pasti Ifah segera mengambil handuk dan peralatan mandinya. Ifah sudah terbiasa mandi sendiri tanpa bantuan saya, dan Ifah juga tak pernah mengganggu aktifitas saya di kamar mandi. Ia akan segera beranjak, jika saya juga telah beranjak dari kamar mandi.

Suara Honda Tiger terdengar memasuki halaman rumah kami, seperti biasanya, Mas Setyo memang selalu tiba di rumah sekitar jam 5 sore. Saya segera membukakan pintu depan, menyambut kedatangan mas Setyo. Demikian juga Ifah, ia akan terlebih dahulu mencium punggung ayahnya, setelah itu Mas Setyo akan segera mengendongnya ke ruang tengah. Bercengkerama dengan putri kecilnya sambil menikmati kue-kue manis buatan saya dan Ifah hingga waktu magrib menjelang.

Sore itu Ifah terlihat begitu lelah, Ia segera tertidur dalam pangkuan Mas Setyo tanpa sempat menanyakan perihal ’kacang kedelai’nya.
***************************************************

Saya dan Mas Setyo sama-sama memahami bahwa setiap anak terlahir dengan berbagai macam fitrah yang telah Alloh karuniakan padanya. Salah satu fitrah tersebut adalah ’Intelectual curiosity’ yaitu rasa ingin tahu yang luar biasa, hal ini ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan nya yang seolah tanpa batas : tanyaaa terus!!. Kami sadar sepenuhnya bahwa ketidaksabaran kami dalam menanggapinya justru akan mematikan keingintahuannya tersebut. Itu juga yang sedang terjadi pada ifah. Kadang terlalu banyak pertanyaan yang di lontarkannya, seolah tanpa henti. Tapi kami selalu berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan penuh kesabaran. Kami ingin Ifah banyak tau tentang segala hal di sekelilingnya. Karena anak dibawah usia lima tahun dapat dengan mudah menyerap informasi dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.

Dan saya akui mas Setyo justru lebih sabar menghadapi Ifah, Ia bahkan jauh lebih kreatif daripada saya. Ia punya seribu jawaban dan seribu satu alasan atas setiap pertanyaan putri kecilnya. Tapi sore itu ketika saya menceritakan tentang pertanyaan putri sulungnya, mas Setyo terdiam sejenak dalam senyumnya, lalu mengatakan satu kalimat : ” Iya yah Bunda....., kenapa harus kacang kedelai??, Ayah ga’ punya jawaban untuknya.”
” Hua ...Ayah...?! jadi klo nanti Ifah bangun, terus nanya itu lagi gimana?”

Hari terus beranjak senja, otak kami terus berfikir sibuk mencari-cari jawab atas tanya buah hati kami. Sungguh kami tak ingin mengecewakannya.

”Bunda, coba deh bunda telfon Bu Linda, tanyakan padanya beliau kan guru TKIT, pasti beliau punya jawabannya...”
Spontan saja saya segera menuruti ide Mas Setyo, menanyakan perihal tersebut ke Bu Linda. Tapi saya harus kecewa ketika terdengar suara dari HP saya.

” Wah, maaf yah Bunda Ifah, saya ga’ punya jawabannya karena ga’ ada di kurikulum kami.”

Tepat di depan saya mas Setyo sudah menanti jawaban dari saya.
”Bu linda ga’ tau Yah, katanya ga ada di kurikulum...”
Seketika Mas Setyo nyengir, menahan tawa. ”Wah..moso yang gituan nyarinya di kurikulum toh?...”

”Udah deh bunda, biar ayah yang tanya ama Pak Yusuf, dosen S2 ayah yang barusan nyelesain S3nya di Paris. ”

Malam itu juga mas Setyo segera menghubungi dosennya via handphonenya. Saat itu mas Setyo sengaja meloudspeakerkan Hpnya agar saya juga bisa menyimak jawabannya. Mas Setyo membuka komunikasi dengan sangat sopan dan hati-hati. Percakapan mereka terkesan sangat akrab, tetapi saat mas Setyo menyampaikan pertanyaan Ifah ke Pak Yusuf, suasana berubah seketika.

” Hei, Setyo kamu mau mempermainkan saya?? Mau menguji saya?? Atau kamu ingin tesismu saya persulit??”

Ehm..gawat. Prof. Yusuf salah faham. Saya tidak merasa perlu melanjutnya percakapan antara mas Setyo dan Prof. nya itu. Satu yang pasti, kami belum memiliki jawaban atas pertanyaan buah hati kami. ???!!!

Bumi Alloh, Desember 2015.

**************************************************************

Jika suatu saat anda sebagai orantua dihadapkan pada pertanyaan yang sama, kira-kira jawaban seperti apa yang akan anda berikan untuk Ifah???????


Kamis, 16 April 2009
Ketika sedang berkaca pada hati,
anak-anak seperti apa yang akan terlahir dari diri qta???

Enggak mau ih, Kotor Bu !!


~ Enggak mau ih, Kotor Bu !! ~

Berani kotor....itu baik..!!!

Indy Faudzul Azry adalah salah satu murid kelas TK nol besar di Sekolah Islam Terpadu AL KARIMA Pontianak. Tempo hari ketika guru TK mengajarkan aktifitas Finger Painting di kelasnya. Indy tak sama sekali mau menyentuh cairan warna yang telah disediakannya, meski telah dibujuk oleh guru dan teman-teman lainnya. Indy tak sama sekali bergeming. Padahal semua teman-teman telah asyik memasukkan jari-jari mungil mereka wadah cairan warna tersebut lalu masing-masing mereka sibuk meletakkan tangannya pada kertas putihnya masing-masing.

”Indy enggak’ mau begitu, jijik...nanti tangannya kotor...”

Bukan hanya itu, pada hari lainnya, ketika semua teman-teman di kelasnya sibuk menempel kertas-kertas warna pada buku gambar mereka. Indy juga tidak mau mengikuti aktifitas tersebut dengan alasan yang sama, Ia tak sama sekali mau menyentuh lem kertas dengan tangannya. Indy mau melakukannya hanya bila ia dapat kepastian bahwa tangannya tidak akan sama sekali menyentuh lem kertas tersebut.

Mengapa sampai ada anak seperti Indy yang maunya serba bersih? Banyak faktor yang menjadi penyebab, salah satunya adalah contoh lansung yang dilihatnya sehari-hari. Orangtua yang serba bersih akan menurunkan pada anak.
Prilaku yang sama juga bisa muncul karena anak terlalu banyak dilarang. Contonya jika anak keluar rumah tidak memakai sandal langsung diomeli, anak tidak mau merapikan bekas makanan nya lansung kena marah. Jadilah anak takut takut salah manakala berada ditempat yang tidak bersih.

Nilai positifnya apa sih??
Pada batas wajar, kebiasaan serba bersih adalah positif. Salah satunya teratur. Anak-anak yang maunya serba bersih umumnya pola hidupnya teratur, mereka biasanya mudah mengikuti jadwal harian, jam berapa harus main, jam berapa harus tider siang dan lain sebagainya.

Selain itu anak-anak dengan kebiasaan serba bersih biasanya akan cenderung hati-hati/ tidak ceroboh dalam bertindak. Misalnya saja ia menjadi terbiasa mengembalikan barang yang diambil ke tempat semula supaya tetap bersih dan rapih.

Berikutnya orangtua jadi lebih mudah memasukkan nilai-nilai positif pada anak. Contohnya karna kebiasaannya yang serbah bersih, orangtua jadi gampang mengajarkan tentang kesehatan.

Klo negatifnya apa aja??
Dampak negatif yang ditimbulkan dari anak yang serba bersih diantaranya adalah tidak fleksibel. Segala sesuatu harus sesuai dengan standarnya, seperti Indy yang tidak mau memegang lem yang dianggapnya kotor.

Dampak berikutnya adalah anak menjadi tidak fun dan tidak kreatif. Sejatinya bermain kotor-kotoran dapat mengasah kreatifitas anak. Anak yang tidak pernah melewatinya biasanya jadi terlalu serius dan tidak fun. Ia pun menjadi kurang kreatif bila menemui situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya, selanjutnya anak-anak jadi tidak mau ambil resiko. Misal klo diajak main ke tempat yang belum pernah dikunjunginya ia akan menolak karena tidak mau ambil resiko berada di tempat yang ”menyusahkannya”.

Akhirnya, karena pilihan permainannya terbatas, lingkungan yang dikehendakinya terbatas, jadilah anak-anak ini kurang stimulasi, motorik kasarnya jadi kurang terlatih, karena ia tidak mau bermain di lapangan rumput yang kotor, tidak bisa memanjat pohon, kurang terampil olahraga dan sebagainya.

Jika anak-anak maunya serba bersih, orang tua harus gimana dong???
Menurut Ibu Diah Paramitha, Psi., ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan orangtua yaitu sebagai berikut :
- Cari Penyebabnya
Cari tau apa penyebab anak maunya serba bersih. Luruskan pendapatnya yang kurang sesuai, berikan penjelasan yang mudah dimengerti.
- Kebersihan Proporsional
Jelaskan pada anak kalau hanya kotor sesekali tak masalah. Berikan batasan yang mudah dipahami, kalau kotor tidak mengganggu kesehatan bearti tidak masalah. Misalnya baju kotor karena percikan lumpur, asal sampai di rumah segera digaanti, tidak apa-apa. Tapi makanan yang jatuh ke lumpur, itu sudah tidak boleh diambil/ dimakan.
- Rapi Tak Bearti Kotor
Jelaskan padanya ketika kita memintanya untuk selalu rapi bukan bearti tidak memperbolehkan bermain kotor-kotoran. Misalnya merapikan kamarnya adalah untuk menghidarkan kamar jadi sarang nyamuk. Tapi kalau bermain tanah atau bermain bola di lapangan yang becek tidak apa-apa meski bajunya kotor, asal setelahnya langsung mandi.
- Hari-hari Kotor
Sesekali, buatlah hari-hari kotor bersama anak, misalnya berkebun bersama, membuat adonan kue bersama, dan lain sebagainya. Jadikan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai acara yang menyenangkan bagi mereka.
- Tidak Merepotkan Kok
Salah satu alasan keengganan anak untuk kotor karena takut disalahkan orangtua.
Selain itu bisa jadi karena anak jadi malas kotor karena malas repot karena dalam benaknya kotor itu merepotkan, misalnya setelah main becek-becekan anak harus mandi dan keramas. Sementara anak tidak mau kedinginan saat keramas, solusinya sediakan air hangat.
- Berikan Teladan
Contoh lansung lebih mudah bagi anak usia dini untuk menyerap apa yang dilihat sehari-hari. Jadi, berikan contoh yang proporsional supaya anak bisa menirunya.

Jum'at, 17 April 09
Ga' da yang lebih indah selain dunianya...

~ Karna tubuh ingin dimengerti ~


~ Karna tubuh ingin dimengerti ~

Kesehatan adalah salah satu harta termahal yang kita miliki. Jika keseluruhan dari organ tubuh yang kita miliki dihargai secara nominal, niscaya akan mencapai nominal tak terhingga. Anda setuju bukan?. Dalam sebuah berita di salah satu media masa bahkan ada salah satu rumah sakit di Singapura yang mau membeli ginjal untuk di donorkan ke pasien-pasien gagal ginjal di rumah sakit tersebut. Satu ginjal tersebut dihargai dengan nominal di atas dari 50 juta, tentu saja itu semua dilakukan secara terselubung. Tetapi meskipun dengan nilai nominal yang begitu tinggi, tak banyak dari kita yang merelakan salah satu ginjal dari kedua ginjal yang kita miliki, meskipun ada jaminan bahwa kita bisa tetap sehat hanya dengan satu ginjal. Mengapa demikian?? Tentu saja karena setiap kita lebih mengutamakan kelanggengan kesehatan daripada mengantongi banyak uang tetapi tidak sehat di kemudian hari.

Nah, Siapapun kita pasti menginginkan tubuh yang sehat, karna tanpa sehat setiap kita tidak bisa melakukan aktifitas dengan seutuhnya. Sebagai duta kesehatan dan gizi keluargs, bunda Neno Warisman mempunyai beberapa tips praktis dan aplikatif untuk kita yang memberi penghargaan khusus terhadap tubuh.
Berikut ini adalah tips-tips sehat ala bunda Neno Warisman :

1. Berikan yang mentah lebih banyak, dari pada yang masak.
Lebih sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran-sayuran mentah sebagai lalapan akan membuat sistem pertahanan tubuh kita jauh lebih baik.
2. Minumlah air, minimal 30 ml x berat tubuh.
Ini bearti jika berat tubuh anda 50 kg, maka paling sedikit anda harus meminum 1500 ml air perhari.
3. Tinggalkan gula putih, gunakanlah gula aren atau madu.
4. Tinggalkan mie instans.
Zat-zat aditif yang terkandung didalamnya akan terakumulasi di dalam tubuh dan dalam jangka waktu yang panjang akan memberikan dampak negatif bagi tubuh seperti tulang keropos, kanker dan lain-lain.
5. Gunakan kembali minyak kelapa.
Meskipun secara fisik minyak kelapa jauh lebih buruk dari minyak-minyak kemasan, tetapi minyak kelapa jauh lebih baik untuk dikonsumsi, karena minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang lebih tinggi daripada minyak kemasan sehingga lebih tahan dan aman digunakan bila digunakan berulang-ulang.
6. Budayakan makan singkong.
Singkong mempunyai kandungan sianida yang berperan memakan sel-sel kanker dalam tubuh.

Bagaimana menurut anda? Mudah bukan?? Selamat mencobanya ! ^_^


Dini Hari, Kamis, 16 April 2009
Setelah membuka kembali catatan2 mungil yang tak beraturan.

~ Butiran Cinta itu ...~

Senin, 13 April 2009


~ Butiran Cinta itu ...~

Setiap pagi saat suasana kost masih sepi karna sebagian penghuninya masih terlelap dibuai mimpi, saat jarum jam baru bergeser 20 menit dari pukul 05.00 wib. saya selalu mendengar teriakan lembut dan penuh manja.
”Pak...! Pak...!”
Itu pasti suara si kecil ’Ajeng’. Anak ragil bapak kost yang masih sekolah TK. Ajeng memang terlihat begitu dekat dengan bapaknya.
”Ngiih..”
Pak..!, Bapak...!

Wah Ajeng belum puas juga nih, masih juga teriak-teriak. Tapi, sekali lagi saya mendengar sahutan penuh kelembutan dari sang Bapak..
”Inggih..”
”Pak..!, Bapak di mana?”

Wah si Ajeng tetap masih memanggilnya dengan manja, pasti karna bapak belum mendekatinya...
”nggiih..Bapak di sini ini loh..., bentar yah...”
Sehabis itu ga’ terdengar lagi teriakan Ajeng. Pasti setelah itu bapak segera menghampiri putri bungsunya itu.

Ups..saya kadang tertarik untuk melihat kemesraan mereka di pagi hari, seperti pagi ini, dengan begitu semangat saya menuruni tangga dan ternyata bapak lagi asyik memilah-milah pakaian kotor di dekat mesin cuci, pantesan aja si Ajeng berulang kali memanggilnya.

Meski ada sang ibu di rumahnya..., belum pernah sekalipun saya mendengar Ajeng memanggil-manggil ibunya. Dalam keseharian yang terlihat, Ajeng memang begitu lengket dengan Bapak. Ga’ tau kenapa. Tapi, sejak awal berkenalan dengan keluarga bapak kost, saya memang menemukan ’kharisma’ itu. Aura ’sayang’ dan bijaksana darinya. Setiap melihatnya saya selalu teringat dengan Bapak saya. Kharisma yang sama juga saya temukan pada bapak. Bapak lebih banyak ’mengekspresikan’kan sayangnya, daripada ibu. Itu mungkin yang membuat kami : saya dan Ajeng, lebih dekat dengan Bapak. Sesuatu hal yang tidak umum, karna hampir sebagian besar anak lebih merasa lebih dekat dengan ibunya.

Episode pagi antara Ajeng dan Bapak kost sama persis dengan episode-episode pagi yang saya lewati bersama Bapak sekitar 19 tahun yang lalu. Dulu saya melakukan hal yang sama seperti Ajeng. Setiap pagi selalu begitu. Sejak usia 4 tahun hingga kelas 2 SD, setiap pagi setiap bangun tidur, saya selalu memanggilnya dan saya sama sekali tak beranjak dari tempat tidur kecuali setelah bapak datang dan mengendong saya beberapa saat, hingga saya benar-benar telah siap melakukan aktifitas selanjutnya. Setiap pagi dalam dekapan bapak, saya merasakan energi cinta yang luar biasa. Selama waktu yang terus bergulir, bapak selalu melakukan semuanya dengan kehangatan sayangnya, dengan senyumnya yang tulusnya. Sedikitpun Bapak tak pernah mengeluh, tak pernah mencela anaknya yang begitu ingin dimanjakannya. Dan episode pagi itu baru berakhir ketika saya telah merasa besar dan malu untuk memanjakan diri padanya...^_^.


Setiap saat dan setiap waktu saya selalu terkenang dengan butiran-butiran’cinta’ Bapak.
Lewat ’cinta’ nya bapak mengajarkan saya banyak hal. Tentang keikhlasan dan ketulusan. Tentang empati terhadap sesama. Energi cinta yang saya bapak berikan selalu menguatkan saya di saat lemah.

Bapak selalu memperlakukan siapapun dengan penuh kelembutan, bukan hanya terhadap saya tapi juga terhadap semua anak-anak dan cucu-cucunya. Sebab itu kami : anak-anaknya sangat menghormatinya dan lebih menyanyanginya. Hingga saat ini tak satupun dari kami yang pernah berkata kasar padanya. Karna Bapak juga tak pernah melakukannya pada kami. Bahkan hingga menjelang 24 tahun usia saya, seingat saya, Bapak hanya 1 kali marah, itupun saat usia saya belum baligh (kelas 6 SD, 10 tahun). Selebihnya saya hanya menemukan kehangatan kasihnya. Darinya juga saya belajar tentang kelembutan, hingga saya mampu mengembangkan sifat positif dalam bersosialisasi. Ehmm...Bapak sungguh saya bersyukur memilikinya. You are my inspiration.


Kemesraan Ajeng dan bapak kost pagi ini, kembali mengundang rindu padanya : bapak. Sosok yang sederhana dan penuh cinta. Kerinduan itu lalu menggerakkan saya untuk segera memutar MP3 ”Yang Terbaik Bagimu” by ’ADA BAND dan Gita Gutawa. Lalu senandung itupun mengalun merdu...: syahdu, memecahkan kesunyian pagi, mengisi penuh ruang kerinduan padanya.

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu, buatku melambung
Di sisimu terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Coba kau dengar yang mungkin ku lakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku trus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan kau demikian
Kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati


Ehmm..Bapak..., pagi ini saya menangis karna mengenang kebersamaan kita.
Rindu..rindu dengan ’ekspresi cinta’ yang selalu terpancar dari wajahmu.
Sungguh..saya tak ingin mengecewakanmu......
Semoga akhirnya nanti Alloh akan mempertemukan saya dengan laki-laki sepertimu, yang akan menemani hari-hari berikutnya, setelah ketiadaanmu nanti...

Sabtu, 11 April 2009
Di ruang rindu kita bertemu...

~ Yang Masih Ada, Di Saat Yang Lain Tiada..~

Kamis, 02 April 2009

~ Yang Masih Ada, Di Saat Yang Lain Tiada..~

”Namanya mas Pras mba, dia teman sekantor saya. Sudah setengah tahunan ini dia mutasi ke kantor saya, tapi saya baru merasa dekat dengannya 3 bulan terakhir ini. Itu pun karena urusan pekerjaan mengharuskan komunikasi di antara kami. Komunikasi kami seringkali hanya melalui vasilitas YM (Yahoo Messenger) yang yang tersedia di meja kerja kami masing-masing. Orangnya terlalu pendiam mba, dan saya, mba tau sendiri kan?? Paling sulit dan enggan memulai komunikasi dengan orang-orang baru di sekitar saya.”

”Beberapa waktu terakhir kami mulai saling berbagi untuk beberapa hal, hal-hal ringan di luar pekerjaan tentunya. Kadang saya atau pun mas Pras memulainya dengan gurau-gurauan ringan di sekitar kami. Belakangan saya baru tahu ternyata mas Pras cukup humoris dan terbuka. Setelah itu saya merasa mas Pras sangat ’care’ dengan saya dan dengan orang-orang di sekitar kami . ”

”Endingnya kini...saya mengganggap mas Pras sebagai abang bagi saya, bagian dari keluarga saya, orang yang saya hormati dan juga saya segani. Begitu juga sebaliknya, mas Pras memposisikan saya. Tempo hari saya pernah berbagi tentang rencana pernikahan saya, mas Pras juga berbagi tentang rencana yang sama. Lalu saya lah yang akhirnya lebih dulu menikah dengan laki-laki yang kini sangat saya cintai dan saya kagumi. Dan mas Pras sendiri baru akan menikah di akhir tahun ini, bukan karna ’materi’ yang menghalanginya. Tapi karna faktor ’kesiapan’ dari calon istrinya.”

”Kira-kira 2 minggu setelah pernikahan saya, ada masalah yang cukup mengganjal di hati saya..., saya dan suami diminta untuk segera pindah dari rumah yang kini saya tempati. Itu artinya saya harus dengan segera mencari rumah baru, seminimalnya rumah kontrakan yang bisa kami tempati berdua. Tetapi setelah lama mencari, kami mendapatkan rumah tinggal yang cukup luas untuk kami berdua dan anak-anak kami nantinya, sebuah rumah dengan dua buah kamar yang terletak di pinggiran kota. Dari hasil negoisasi dengan si empunya rumah, kami bisa memilikinya dengan harga 80 juta. Kami sepakat untuk membeli rumah tersebut, dan baru akan melakukan traksaksinya sepekan kemudian. Sejujurnya kami tak memiliki tabungan sebanyak itu, maka sudah pasti kami harus mencari pinjaman, meski belum tergambar dengan jelas kemana kami harus mencari pinjaman sebesar itu. Meminjam ke bank?? Terlalu rumit urusannya...”

”Beberapa hari setelah itu, saya YM an kembali dengan mas Prass, ingin berbagi kembali. Ya...hanya ingin sekedar berbagi...hanya ingin sekedar mengurangi beban hati.
Lalu dengan sedikit sungkan dan segan, saya pun membaginya. Dan tau kah mba?? Betapa tak pernah saya bayangkan sebelumnya, dengan mudahnya dan tanpa ba...bi..bu.. lagi, mas Pras menawarkan pinjaman 80 juta tersebut. Seketika itu saya menangis mba, bayangkan saja mas Pras dengan rela meminjamkannya tanpa kesepakatan apapun. Dengan bijaksananya ia katakan : ”Gunakan saja dulu, dan silahkan kembalikan jika sudah ada rizkinya.” Ketika saya katakan bahwa mungkin saya dan suami hanya bisa membayarnya dengan cicilan dan mungkin baru akan lunas 8-10 tahun ke depan. Dengan sangat baiknya Mas Pras katakan : ” Ga’ pa pa...jangan terlalu difikirkan, mohon doakan aja, agar mas segera bisa menyusulmu yah , do’akan agar semua rencana Mas terlaksana dengan lancar”.

”Kesokan harinya mas Pras langsung mentranferskan uangnya ke rekening saya mba,..Ehm...hilanglah sebuah beban itu. Sungguh mas Pras adalah pahlawan bagi kami..., Saya takjub dengan kebaikannya, bayangkan saja mba’, dia sangat sederhana, belum menikah, belum memiliki rumah pribadi, belum memiliki kendaraan pribadi dan usianya belum genap 25 tahun. Dan uang itu belum tentu kembali dalam 8 tahun ke depan. Bagi orang-orang seusianya tentu akan banyak pertimbangan, paling tidak uang itu akan mereka gunakan untuk biaya pernikahan, ataupun untuk rencana-rencana lain di masa depan. Jika pun mereka meminjamkan mengkin hanyaga lebih dari 50% nya atau bahkan kebanyakan dari mereka akan menolak : ”maaf saya ga’ bisa bantu karna saya juga sedang membutuhkannya. ”

”Mba mungkin mengira kebaikan-kebaikannya itu hanya karna kedekatan saya dengannya??

”Ceritanya Ga’ hanya sampai di situ mba’. Sekitar satu bulan setelah pinjaman itu, teman suami saya akan melahirkan. Tetapi karna ada kelainan pada kandungannya, maka dokter memutuskan bahwa istrinya harus di operasi. Ga ’ ada arternatif lain. Untuk semua prosesi itu seminimalnya harus mengeluarkan biaya 5 juta rupiah, belum termasuk biaya rumah sakit, obat dan lain-lain. Saat itu teman suami saya tidak mempunyai dana yang cukup untuk semua biaya tersebut, bahkan sangat jauh dari cukup. Sedangkan tanpa uang sejumlah itu istrinya tidak akan bisa segera di operasi, dan itu artinya istrinya harus menunggu hingga suaminya memiliki uang yang cukup. Lalu suami saya dan teman-teman lainnya berinisiatif mengumpulkan uang suka rela untuk membantunya, karna waktu itu akhir bulan, maka uang yang terkumpul hanya 1 juta lebih sedikit. Tentu saja belum mencukupi.”

”Dan kembali mba’...saya kembali membagi cerita itu ke mas Pras, masih melalui YM kami. Mba tau apa tanggapan mas Pras?? ” Wah...maaf banget yah, mas bisa bantu...tapi ga’ bisa bantu banyak. Mas cuma bisa bantu 3 juta, ke rekening mana harus di transfer??, mas akan transfer segera..., semoga ibu dan bayinya sehat dan selamat.”


” Subhanalloh mba’...untuk kedua kalinya saya takjub dengan kebaikannya, 3 juta itu mas Pras berikan sebagai infaq mba, bukan pinjaman. Padahal mas Pras sama sekali ga’ mengenal teman suami saya mba’.., dan lantaran 3 juta tersebut istri teman suami saya itu bisa segera di operasi dan alhamdulillah keduanya sehat dan selamat.”

”Saya yakin masih banyak kedermawanan mas Pras lainnya yang tidak saya ketahui. Dan dua cerita tadi hanyalah sebagian kecil dari kisah-kisah ’hero’ lainnya dari seorang Prasetyo Pambudi, ST.”

”Pada kesempatan yang lain, saya coba menanyakan padanya, apa motivasi atas kedermawanannya itu..., lalu dengan kesahajaannya mas Pras katakan : ” Yah..uang itu kan titipan dariNYa toh?, berat juga klo’ dititipi banyak-banyak...Daripada begitu mending dibagi aja kan?, karna pasti ada hak orang lain pada rizki yang mas dapatkan dariNya..”

” Ehm..mas Pras ga’ terlahir dari keluarga kaya mba’ , ga’ juga dari keluarga miskin......Ikhtiar dan didikan orangtuanya menjadikan ma Pras ’ hebat’ seperti sekarang.
Saya ga’ tau pasti berapa gaji bulanannya, tapi mungkin tidak kurang dari 4 juta perbulan belum di tambah bonus-bonus lainnya. Saya fikir, ada banyak orang yang mempunyai penghasilan bulanan yang lebih besar darinya baik di kantor saya maupun di tempat kerja lainnya, tapi TIDAK banyak orang yang seperti mas Pras.”


” Mba...tau?? saat ini mas Pras sedang ada di Perancis. Kantor pusat kami mengutusnya untuk mengikuti sebuah training internasional selama beberapa pekan. Suatu kesempatan yang tentu saja sangat jarang menyapa setiap kita. Dan saya yakin kesempatan yang mas Pras dapatkan adalah salah satu tanda keberkahanNya dan balasan dariNya atas segala kebaikan dan kedermawannya. Saya berharap masih banyak mas Pras-mas Pras lainnya yang bertebaran di bumi ini, seseorang yang senantiasa ada, di saat yang lain tiada...”

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al baqaroh : 261)

Allah berfirman : "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39)



Kamis, 2 April
Kaliurang, Yogyakarta
~ cerita ini bersumber dari kisah nyata yang di alami oleh seorang sahabat, saya menuliskannya dengan sedikit mendramatisasi positif, nama yang di gunakan bukan nama sebenarnya.