~ Biarkan aku bernyanyi Bunda….~

Selasa, 21 Juli 2009


~ Biarkan aku bernyanyi Bunda….~


Dear Bunda dimanapun berada…..
Bunda, tempo hari ketika sedang berjalan-jalan. Saya sempat mendengar seorang anak yang berusia 3 tahunan menyanyikan lagunya Kuburan Band : “LUPA” dengan suara cadelnya : “ yupa…yupa…yupa yagi…yupa yagi airnya….” Maksunya pasti begini : “lupa…lupa…lupa lagi…lupa lagi syairnya…”…


MasyaAlloh…anak sekarang kok lebih sering melantunkan lagu orang dewasa yah Bun?? Habisnya di televisi kita nggak ada lagi program acara khusus lagu-lagu anak yah. Kenapa yah? Tapi program acara lagu-lagu dewasa? Jangan ditanya lagi deh...Buaanyak buangget!!! Di radio juga. Dimana-mana begitu. Akhirnya karna berulang-ulang mendengarnya, anak-anak kita jadi hafal deh liriknya. Kasihan bannget anak-anak kita Bun, nyanyi tapi nggak tau apa maksud lagunya. Baiknya mungkin kita harus rajin nyanyikan lagu-lagu anak buatnya yah Bun? atau kita perdengarkan dari kaset-kaset lagu anak-anak? Atau kita juga meminimalisir telinganya dari lagu-lagu orang dewasa?
Yang pasti Bunda jangan pernah memarahinya atau bahkan melarangnya saat ia sedang bernnyanyi lantunan lagu-lagu dewasa. Karna jika begitu bearti Bunda telah melanggar HAA atau Hak asasi anak-anak...(he..he..bercanda aja kok :))


Ehmmm.... ngomong-ngomong soal nyanyian anak-anak kita nih, Bunda tau nggak? Dari sebuah referensi yang saya dapatkan, Ternyata bernyanyi memiliki berbagai manfaat positif untuk anak-anak kita. Manfaat-manfaat positif tersebut yaitu Pertama, dengan bernyanyi ia akan belajar memahami konsep sederhana. Misalnya saja lagu Balonku, lagu ini akan membantunya untuk mengenal konsep pengenalan warna dan jumlah bilangan serta konsep pengurangan saat salah satu balon pecah.

Kedua, menyanyi akan menguatkan rasa percaya diri. Hampir semua anak kita suka bernyanyi kan Bun?? Berikan kesempatan padanya untuk bernyanyi. Hal ini akan menguatkan rasa percaya dirinya. Ia akan merasa mampu bernyanyi dan kelak tak akan malu untuk tampil di depan umum. Saat ini bernyanyi, berikan perhatian positif lewat pujian, ikut bersenandung, bergembira, sehingga ia merasa lebih dihargai dan lebih menambah rasa percaya dirinya.

Ketiga, menyanyi akan memperkaya kosakatanya. Selain itu ia akan lebih aktif bicara, Bunda. Sehingga kemampuan berbicaranya juga akan ikut terstimulasi. Jika dalam satu hari Bunda mengenalkan satu lagu sederhana maka setidaknya ia mampu menerima 5-8 kata baru.

Keempat, dengan menyanyi anak-anak kita akan menyelipkan gayanya sendiri. Perhatikan deh Bunda, ketika ia berjoget, bertepuk tangan, meninggikan atau merendahkan suaranya, memanjangkan pengucapan, bahkan ia akan bergaya seperti penyanyi sunguhan. Berikan kesempatan untuk melakukannya karena dengan begitu sebenarnya ia sedang menuangkan kreatifitas dan imajinasinya.

Kelima, bernyanyi akan membuat anak-anak kita lebih sehat Bunda. Kenapa? Karna saat bernyanyi ia akan menggerakkan otot-otot di daerah kepala seperti wajah dan leher bahkan seluruh tubuh saat ia bergoyang. Ini tentu akan menambah kebugarannya. Menyanyi juga akan membuat psikisnya lebih kondusif loh Bunda. Karena karena menyanyi akan selalu membuatnya senang dan terhibur. Tak hanya itu saja Bunda. Menyanyi pun dapat melatih kepekaan pendengaran, keteraturan bernafas juga melenturkan organ-organ bicaranya.

Keenam, bernyanyi akan membuat anak lebih aktif bergerak, sebab banyak lagu-lagu anak yang penuh semangat. Misalnya saat anak melantunkan lagu : ”aku seorang kapiten, mempunyai pedang panjang, kalau berjalan prok-prok-prok, aku seorang kapiten.” ia akan berjalan di tempat, lalu bertepuk tangan. Ini akan membuat ia lebih berani bertindak dan melakukan sesuatu.

Ketujuh, bila Bunda rajin bernyanyi bersamanya pasti Bunda akan merasakan lebih dekat dengannya kan? Karena itu Yuk sering-sering bernyanyi bersamanya dan menciptakan suasana yang menyenangkan dengannya!

Kedelapan, dengan bernyanyi Bunda bisa mengamati perkembangannya. Seperti perkembangan verbalnya, pendengaran, daya tangkap, motorik, peniruan, dan lainnya. Coba deh Bunda amati. Apakah ia meniru gerakan-gerakan yang Bunda contohkan?? Jika iya, bearti ia berkembang dengan normal Bunda..

Ehm....jadi ingat lagu favorit saya waktu kecil Bun...pasti Bunda kenal deh...

ambilkan bulan Bu...
ambilkan bulan Bu..
Yang selalu bersinar di langit....


Nah, lagu favorit Bunda waktu kecil apa?:)

Yuk Bun...bernyanyi lagi bersamanya. Biarkan ia mengenal lagu-lagu kecil kita dulu Bun.., Biarkan ia mengenal lagu-lagu baru dari bibir manis Bundanya....Bukan dari Kuburan Band, bukan dari D’ masif dan lain-lain. Setuju kan?!


Kaliurang, 20 Juli 2009

~ Kok, Berbohong Nak…?~


~ Kok, Berbohong Nak…?~

Di sebuah kelas seorang anak mengadu kepada Ibu Gurunya, Hana baru saja meniggalkan kelasnya karna harus ke kamar kecil. Tapi sekembalinya pensil yang tadi diletakkan di dekatnya hilang.

“Bu…., Pensil baru Hana hilang….”
“Tadi diletakkan dimana Nak?
“ Di sini Bu, di dekat buku Hana “
“Huuuu..hu….Hana mau pensil Hana…”
Hana terus merengek kehilangan pensilnya.
”Anak-anak Ibu, ada yang lihat pensil Hana nggak?”


Seisi kelas sibuk mencari-cari pensil baru Hana tersebut. Tapi tidak ada yang berhasil menemukannya.
”Coba lihat tasnya masing-masing, mungkin terselip di tasnya”
Setelah memeriksa tasnya masing-masing semuanya kompak menjawab :
”Nggak ada Bu...!!”
”Baik ibu percaya, anak-anak ibu smuanya jujur, karna anak jujur disayang Alloh”.


Sang Ibu sebenarnya menemukan satu wajah ”cemas” pada salah seorang anak. Tapi ia menunggu saat yang tepat. Saat semua anak-anak istirahat, Sang guru memeriksa tas seorang anak berwajah ”cemas” tadi. Ia menemukan pensil tersebut.

Ehm...kenapa anak tadi sampai berbohong kepada guru dan teman-temannya yah Bunda??
Kemungkinan besar hal tersebut terjadi karena adanya faktor pendorong dari diri anak. Mungkin ia menginginkan sebuah pensil baru tetapi orangtuanya tidak mau memberikannya. Atau mungkin karena si anak ingin mendapatkan perhatian lebih atau bisa jadi karena faktor lingkungan di rumah, sekolah maupun masyarakat yang membentuk karakter dan sifat tidak jujur pada anak. Benar nggak Bunda??
Nah, di bawah ini ada beberapa tips khusus untuk Bunda, agar bisa mencegah kasus-kasus seperti di atas terjadi, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan dalam pertumbuhan anak, di antaranya :

1. Ajarkanlah anak arti dan nilai kejujuran sejak kecil dengan memberikan contoh dan akibat yang bisa terjadi dari kebohongannya. Jika kebohongan sudah terlanjur terjadi, jangan hukum anak dengan keras tetapi Bunda harus membantunya untuk memperbaiki sifatnya agar tidak berbohong lagi. Contoh pada cerita di atas, Guru harus menyuruh dan menemani anak didiknya untuk mengembalikan pensil yang telah diambilnya. Bantu anak untuk memperbaiki kesalahannya dengan belajar untuk meminta maaf atas tindakan yang telah dilakukannya.

2. Jangan pernah mencaci ataupun membentak anak karena kebohongannya. Bunda bisa membuat pernyataan dan kalimat-kalimat yang baik yang memberikan kepercayaan Bunda dan juga pernyataan bahwa hal yang telah dilakukannya adalah sesuatu yang salah. Contohnya : "Bunda tahu nanda bukan seorang pembohong dan seorang yang suka mengambil kepunyaan orang lain, tapi mengapa nanda mengambil sesuatu yang bukan kepunyaan nanda?" dan seterusnya.

3. Ciptakan suasana lingkungan keluarga yang terbuka. Hal ini akan membuat anak terbuka dan tidak takut untuk mengemukakan pendapat dan perasaannya kepada orangtua maupun saudaranya, sehingga tidak ada hal yang ditutupi oleh anak.
Bunda, Tips di atas insyaAlloh dapat membantu anak untuk belajar jujur dan menuju proses menghargai diri sendiri serta orang lain dalam pertumbuhannya menjadi seorang remaja dan dewasa.Semoga.......!



Kaliurang, 20 Juli 09

~ Petualangan Anak Dare' Part 2..~


~ Petualangan Anak Dare' Part 2..~


“Mba’, besok kita mau jalan ke hutan wisata kaliurang, tuh di kaki gunung Merapi, ikut nggak?”

“Wah ..ikut dunk fren…!”
(biar flu berat ini belum sembuh-sembuh amat, biarin deh…yang penting bisa liat hutan merapi, titik)


Pagi hari…..ketika matahari sepenggalah, waktu dhuha gitu…petualangan kami siap dimulai. Kali ini petualangan nggak lagi by on foot, tapi by motorcycle. Para dare’ sudah naik kelas, eh maksudnya para dare’ sudah dapat fasilitas.

Sesaat sebelum berangkat, ternyata perlengkapan ada yang kurang. Helm ganda kurang satu. Nggak ada helm, so pasti petualangan nggak bisa dimulai.

”Papiiiiii....!!!”, eh salah deh...” Bapakkkk!!!”
”Eh...Bapak kost, nuwon sewu nggih, mau pinjem helm....nih...”


Dan Alhamdulillah dapat pinjeman helm …tapi alamak!! Helmnya ma emang helm standar,hitam kinclong lagi, ...tapi kaca depannya itu loh...ga’ ada...,
Ist OK lah…tenang aja..petualangan kudu tetep jalan…Maafkan daku helm…cukup ku peluk saja helmnya…bukan apa-apa, daku Cuma nggak siap jadi pelawak jalanan dadakan. cuma ntar klo ada om polisi baru deh di pake.

Lengkaplah sudah penderitaan…..ups maksudnya lengkaplah sudah perlengkapan, petualangan anak dare’ mencari merapi part 2 dimulai.

Kali ini 3 motor bebek benar-benar berbaris seperti bebek…mengikuti setiap lekuk tubuh kaliurang, menaiki tanjakan, menuruni menaiki lagi begitu seterusnya….berbelok kanan dan kiri, meliuk-liuk hingga tibalah di sebuah tempat yang sekian lama telah menunggu kehadiran kami : taman wisata kaliurang : Telogo Putri. Wah Subhanalloh asri banget euy alamnya!! Meski Pontianak banyak hutannya, tapi yang seperti ini, Nggak punya deh.

Ada 2 pilihan wisata yang disajikan telogo putri : pertama, kolam renang Telogo putrid (asal muasal namanya, konon karna pada jaman dahulu kala para putri keraton mandi di situ, dan air yang ada di kolam renang memang berasal dari sumber mata air alam : telogo).

Kedua, wisata pendakian bukit. Ada bukit kurang lebih setinggi 1-1,5 km dari permukaan tanah, dari puncak bukit tersebut kita bisa melihat keindahan merapi lebih dekat. Sebab oleh di Pontianak sudah sering berenang di sungai Kapuas (sapa tuh yah?). Maka kami memilih wisata yang kedua.



Lalu dengan sepenuh cinta di hati (cinta ama siapa yah?), dan sepenuh tenaga di tubuh (yang ini emang bener fren), kami menapaki satu demi satu anak tangga yang akan menghantarkan kami ke puncak bukit tersebut.


Nafasku tersengal…mulutku terpaksa ku buka lebar-lebar…hu..ha…hu..ha..ha….hu…, gawat nih hidungku masih mampet…kepalaku masih sedikit puyeng….mendaki bukit dengan kemiringan 65 derajat sejauh 1 km…serasa berkilo-kilo…
Ingin rasanya berteriak : “Friend, please deh….aku masih sakit!! Qta ga’ usah nyampe puncak yah?!..Please…..,” tapiiii…malu deh klo’ harus ngaku begitu…Jaim dikit dah…biar deh nguat-nguatin diri, : aku bisa!!!!...dengan tenaga yang tersisa, aku ngeringsek ke depan…”minggir!! Minggir!!!, : lady first…?!”
Hah…emang yang lain apa?! Ha..ha…ha..! dengan sepenuh hati, ku naiki tangga-tangga terakhir yang menghantarkanku ke puncak bukit.


YEESS!!! Nyampe!!! Alhamdulillah….!!!....beneran deh rasanya mau pingsan, andai ga’ ada orang lain di situ, pasti rebahan deh..suer deh!! tapi demi mempertahankan citra diri...(lagi-lagi jaim……, malu dunk… : ini rahasia perusahaan…he...he..)

Syukur deh ada ibu2 yang jualan air minum…
“Bu..please deh perlu energi nih!!!, brp bu ?! “
“5 ribu mba “
“Busyett dah, mahale Bu…”


Tepat di atas bukit ada sebuah bangunan semacam menara, 2 tingkat. Jika kita naik ke atas menara tersebut, maka kita bisa lebih leluasa melihat Merapi yang ada di hadapan bukit tersebut, atau seminimalnya kita bisa melihat panorama alam di bawah bukit tersebut. Hanya tiga orang teman yang berhasil naik ke menara tersebut, semntara aku dan sisanya merasa cukup puas sampai di atas bukit tanpa harus naik ke menara tersebut. (Habisnya menaranya tinggi, tacuuuuuut).


Setelah mendapatkan energi kembali, petualangan dilanjutkan. Saatnya menuruni bukit. (Gue paling demen nih, gampang banget turunnya...., cepeeeeet....he..he..).
Upacara penurunan bukit berlangsung dengan aman dan lancar. Acara dilanjutkan dengan makan bakso bareng. Lalu terakhir : zuhuran dunk!!!

Habis zuhuran di musola, qta masih asyik natapin pepohonan yang gede-gede di sekelilingnya, wah di deket musola tuh banyak monyet-monyet yang bebas berkeliaran…

Lagi asyik natapin monyet-monyet yang lucu abizzz, eh si emi teriak-teriak …
“Mba’ Agus!!! Jangan manjat pohon!! Ntar jatuh!!,”
Busyett deh, tuh anak , moso kalem-kalem gini, disamain ama monyet!! Ga’ sopan bgt deh….awas loh…
Spontan pas lihat beberapa monyet yang lagi asyik makanin pisang pemberian pengunjung, langsung deh kreatif : saatnya melakukan serangan balik.
“eh…Emi doyan banget ma pisang…biasanya ga’ mau!!,, kelaperan yah?? ”
Tuh anak langsung nunjukkin muka tengsin..Horeee!!! 1 sama deh..: draw..!

“Wah saudare-saudare, sekarang saatnya pulang…., coz orang sewaan qta nih Cuma bisa sampe jam segini nih...jam 2 dah ada agenda !!”(nggak sopan banget yah, moso teman kami yang yogya asli, yang bela-belain jadi guide buat kita, dibilang orang sewaan)

“huuuu….cepet bgt sih…...qta belum mau pulang nih!!
”apa mau dikata fren...., kata aja tak mau apa-apa..”


Akhirnya petualangan anak dare menemukan merapi THE END....:)

16 Juli 09
@ Kaliurang

~ Petualangan anak Dare, Part 1 ~


~ Petualangan anak Dare, Part 1 ~

Menjelajahi semesta….
Awal hari,... Matahari baru saja memancarkan sinarnya...burung-burung baru saja mulai bernyanyi..dan merapi masih terselimuti kabut...dan diantara teman-teman kost yang masih tertidur lelap dibuai mimpi-mimpinya...dan orang-orang yang lagi pada nabung di WC (eh, bener kan? Sebagian manusia klo pagi-pagi tuh suka nongkrongin WC..he...he...). Saya dan ketiga orang teman saya (dare pontianak) telah berdiri dengan manis dengan mengenakan kostum ’alakadar’nya..

Pagi ini kami telah siap memulai ”Petualangan Merapi”.
Yups sebagai mana hasil musyawarah tadi malam, kami sepakat memulai petualangan hari ini.......Garis start tepat di Kaliurang km 14,5 tepat posisi istana kami kokoh berdiri tegak ( kost kami beh...). Siap grak!!! Maju jalan!!!
Menyelusuri jalanan kaliurang dan melihat merapi lebih dekat. Karena sebagaimana kata pepatah tak kan lari gunung di kejar, maka kami tak kan mengejar-ngejarnya..tapi mendekatinya saja, ..he..he...Lagian ngapain juga main kejar-kejaran ama gunung : ”Cape’ deh!!!

Meski dengan ’kampung tengah’ yang masih kosong tapi berbekal semangat 45’ tim kami terus berjalan ke atas dan sepakat tidak akan kembali kecuali jika kaki-kaki kami tiba-tiba protes : ”yang bener aje mo’ jalan terus-terusan...cape’ tau...please dunk ah !!!”

Tu..wa...ga... Pat...( ce ile..ini mah lagunya project Pop), maksudnya perlahan tapi pasti kaki-kaki kami terus menapaki jalan Kaliurang yang kian menanjak menuju Si Merapi yang telah setia menunggu kami. Tau nggak saudare-saudare? Jalanannya tuh sempit banget, terusnya arus kendaraan tuh nggak ada yang lelet : ngebut smua !, Nah kita kan takut ketabrak gitu...(maklum kami adalah pasukan yang belum rela mati, habisnya belum ada yang nikah je’...eh salah maksudnya amalnya masih sedikit gitu, alias masih banyak dosanya.:)). Jadinya agar hayat tetap dikandung badan, seringkali kita musti jalan seperti bebek, alias jalan satu-satu mirip bebek yang lagi jalan tuh.(meski urusan mati tuh udah di atur dari sononya, tapi kan kita kudu ikhtiar yah? Bener nggak fren?). Jadinya nggak ada istilah gandengan-gandengan gitu, kecuali gandengan ama angin yang sejuuuuk bgt.

Nah, terusnya supaya satu sama lain nggak ada yang ketinggalan, alias agar stabil jalannya. Maka langkah kita kudu dikompakin persiis seperti tentara yang lagi latihan : Kanan!! Kiri!! Kanan!! Kiri!!! (he...he..kebayang nggak ribetnya?)

Ketika perjalanan kaki sudah menempuk radius 600 meter, salah satu temen saya teriak : ”Wahh...jambu biji...i mis u...,” Gawat nih barisan pasukan bebek pun hancur, demi melihat buah jambu biji yang bergantungan ranum di tepi jalan.....: ”ehmm..kepingin bgt deh ”. Parahnya lagi salah satu syetan berhasil membisiki salah seorang temen. ”Eh Fren, ini milik umum kali yah?, ambil Yuk?.” Gubrak!!! Kasihan banget deh dia, mana ada pohon buah yang milik umum, adanya mah tanaman hias yang di tengah-tengah jalan tuh, lagian moso hari gini masih belum tau juga, dimana-mana nyuri kan dosa, mulai dari guru TK sampe dosen sampe pengemis dan pemulung juga tau tentang hal yang satu itu.

” Hiii..! sereem ah girl, ntar digebukin orang sekampung loh. Terus ntar dikoran-koran tuh tertulis :” satu mahasisiwi UII asal Pontianak tewas dihakimi masa, gara-gara mencuri jambu biji.” ...ah nggak lucu banget deh!!, masih banyak jalan biar kita jadi terkenal . Laper sih laper fren, tapi dosa mah tetep dosa tau!!”
”Lanjut Yok...!! Petualangan must be go on!”
” Kasihan tuh merapi, dah dari kemarin-kemarin nungguin qta orang nih...”


Pasukan bebek pun melanjutkan petualangannya, tapi kali ini nggak jalan bebek lagi. Tapi berganti posisi : dua-dua. Dah bosen jalan bebek(sebenarnya sih karna angin gunung semakin terasa dingiiiin, nah klo gandengan kan lumayan hanget gitu.). Nah memasuki radius 1,5 km dari start awal kita menemukan keramaian alias sebuah pasar pagi yang lumayan geudee. Sampe di sini pasukan bebek dah hampir kehabisan tenaga. Lagu keroncong dari dalam perut semakin nyaring terdengar. Dan yang paling penting kita dehidrasi juga. Akhirnya pasukan bebek memutuskan untuk singgah di warung kecil yang menjual berbagai gorengan plus ada satu bungkusan berukuran sedang. (ehm..isinya apa ya?)

”Pak ini apa?”
”Nasi kucing, Mbak ...”
”Wah kita nggak melihara kucing Pak, nasi manusianya ada nggak?”
”!!!!!????...., nasi kucing bukan untuk kucing mba, ini buat manusia, Cuma isinya nasi ama sambel doank : dikit lagi, makanya namanya nasi kucing.....”
”OOOOOOOOOOOOOOOOOOOoooooooooooooooooooooooooo”
(malu deh gue...)
” Nasi kucingnya satu Pak...”


Semua pasukan bebek sepakat makan nasi kucing plus air putih, beristirahat sambil mengatur strategi petualangan selanjutnya. Eh satu anggota pasukan lagi puasa, awalnya kuat-kuat aja. Tapi setelah diprovokasi oleh pasukan lainnya (kisahnya waktu rasulullah puasa sunah, trus di hidangi makanan, maka beliau membatalkan puasanya). Akhirnya ia memutuskan ikut menikmati nasi kucing (ngaku aja fren, emang kepingin buka sejak liat jambu tadi...he..he...)

”Pak merapi berapa kilo lagi yah?”
”Wah masih jauh mba’..sekitar 9-10 km lagi..”

”Gedubrak!!!! Mampus deh kita fren !!”
”Petualangan kita cukupkan sampe disini...”
”Petualangan to be continue...”
”Siap!!!! Kita pulang aja deh…..”


Akhirnya petualangan pasukan bebek menemukan merapi harus kandas di tengah jalan.
Dengan semangat 45 pasukan bebek menuruni jalanan kaliurang dan kembali ke istana tercinta.

”Tapi oooh my God!!!”
”i’m sorry.......i must see it..”


Di perjalanan pulang kami menemukannya : Lelaki tanpa busana, tanpa kain yang menutupi bagian-bagian ’rawan’ tubuhnya. MasyaAlloh, pamer niaaan!, Dia menunjukkan semua ciptaanNYa yang begitu apik dan Rapi tanpa malu....Dasar orang gila...Naudzubillah...
Merapi tak kami temukan tapi....Mas Rapi kami temukan...................gggrrrhtttzzzzz...


Memory, awal Mei 2009
@Kaliurang nan Permai.

~Kecelakaan itu,menguatkannya..~

Minggu, 19 Juli 2009

~ Kecelakaan itu, semakin menguatkannya...~

Suatu malam di tahun 2001, sekitar pukul 23.00 wib, Ia pulang dari tempat kerjanya, seperti biasa. Ia memang bekerja malam karna paginya ia juga menjadi mahasiswa di salah universitas swasta di Pontianak. Malam itu ia mengendarai motornya dengan kecepatan normal : 50-70 km/jam. Jalanan malam memang sepi. Wajar, jika beberapa pengemudi kendaraan seringkali menaikkan kecepatan kendaraan mereka. Hanya ada beberapa kendaraan yang ditemuinya. Hingga kemudian secara mendadak sebuah mobil sejenis JEEP yang datang dari arah berlawanan menabraknya. Tak sama sekali bisa mengelak. Motornya nyangkut di bawah bemper mobil depan. Malangnya sopir mobil tersebut tak sama sekali menghentikan kemudinya. Ternyata sopir tersebut tak menyadarinya dan baru tersadar ketika beberapa orang yang mengetahui kejadian tersebut (mereka tau karna terdengar suara gesekan yang sangat keras, antara besi-nesi motor dan aspal jalan) mengejar mobilnya dan meneriakinya agar berhenti. Miris banget!!.Mobil itu baru benar-benar berhenti sekitar 600 meter dari tempat kejadian awal. Bayangkan?! Ia dan motornya terseret sejauh 600 meter !!

Situasi pun menjadi ramai, karna tempat kejadian memang dekat dengan pemukiman masyarakat. Masyarakatpun memberikan beberapa pukulan terhadap sopir tersebut, tapi selidik punya selidik, ternyata sopir tersebut dalam kondisi mabuk. Syukurnya masyarakat masih mempunyai ”maaf” untuk sang sopir. Proses ”penghakiman masa” itu lalu dilanjutkan ke kantor polisi. Tapi masyarakat yang masih terbakar amarah lalu beramai-ramai membakar mobil tersebut. Hangus dan tamatlah riwayat kendaraan beroda empat yang tak tau diri itu.

Lalu bagaimana dengan kondisinya?? Dengan kondisi kecelakaan yang sedemikian hebat, masyarakat bahkan mengira ia telah meninggal jika tidak mungkin ia akan meninggal di RS. Tetapi Alloh membuktikan kekuasaanNYA. Ia selamat, darah hanya keluar dari luka terparahnya, di bagian tungkak kaki yang tertimpa motor dan bergesekan dengan aspal sejauh 600 meter. Bagian lainnya tak sama sekali mengalami luka luar. Kepalanya aman karna terlindungi oleh helm gandanya. Sementara punggungnya yang bergesekan dengan aspal hanya mengalami luka gores karna juga terlindungi oleh jeketnya yang tebal. Ia lalu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang tak sadar dan baru sadar 3 hari kemudian. Tapi ia tak sama sekali dapat menggerakkan anggota tubuhnya kecuali mata, lidah dan kedua bibirnya. Meski hanya sebelah kakinya yang patah. Operasi pun dilakukan, untuk memasang pen di kakinya.

Ia diizinkan pulang dari RS sekitar 2 pekan kemudian. Ia lalu menjalani rawat jalan di rumahnya. Tapi sebulan kemudian, selama sepekan ia harus dirawat kembali di RS, karena luka kakinya mengalami pendarahan hebat. Setelahnya ia kembali dirawat di rumah, dengan kondisi lumpuh total selama 2 tahun. Ia kehilangan kesempatan untuk melanjutkan kuliahnya, kehilangan pekerjaannya, bahkan ia kehilangan ’dunia muda’nya.
Sekian lama ia merasa sepi, hanya ada ibunya yang setiap saat selalu menemaninya, demikian juga dengan keluarga kandungnya yang lain. Awalnya teman-temannya masih sering mengunjunginya, tapi lambat laun mereka justru tak pernah datang kembali, sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.

Awalnya ia merasa sulit menerima semuanya dan selalu merasa sendiri dalam ketidakberdayaannya. Perasaan kecewa, sedih, dan menyesali keadaan menemani hari-harinya selama beberapa bulan. Tapi kemudian ia justru merasakan kasih sayang NYA. Ia merasakan sentuhan-sentuhanNYa dalam kehidupannya. Ia merasa bahwa Alloh semakin dekat di hatinya. Lalu ia pun semakin tunduk terhadap ketentuanNYA. Hari-harinya kemudian penuh dengan ketawadhuan dan kekhusyuan ibadah kepadaNYa. Ia semakin sering menghabiskan waktunya dengan bacaan-bacaan islami. Sesuatu yang sebelumnya sangat jarang ia lakukan. Kian hari motivasinya untuk sehat semakin kuat. Ia semakin optimis untuk kembali bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya seperti sedia kala.

Setiap hari setiap waktu, ia berusaha menggerakkan kaki dan tangannya. Mengikhtiarkan dengan sepenuh hati dan sepenuh harapan terhadapNYA. Meski awalnya tampak mustahil, tak ada respon sama sekali dari tubuhnya. Semua begitu sulit untuk digerakkan. Tapi 2 tahun setelah itu, sedikit demi sedikit jari-jari tangan dan kakinya mulai bisa digerakkan. Ia bersyukur dan semakin yakin bahwa suatu saat ia juga akan mampu mengerakkan semuanya. Hari ke hari ia terus mencoba dan mencoba.....! Hingga sekitar 5 tahun setelah peristiwa itu, Alloh mengizinkannya kembali berjalan menapaki bumi. Meski masih dengan menggunakan kruk dan tak sesempurna dulu. Tapi itu sebuah prestasi yang luar biasa!! Sebuah prestasi atas kesabarannya !! Sebuah prestasi atas harapannya yang tak pernah pupus!!! Sebuah prestasi atas ”nrimo”nya terhadap ketentuannya!!


”Abang menyesali semua keadaan tersebut??”
”Tidak sama sekali, justru abang mensyukuri semuanya, ada banyak hikmah yang Alloh bentangkan.”
”Abang ga’ membenci sopir itu?”
”Tidak sama sekali..., sejak lama abang sudah memaafkannya. Semua sudah ditentukannya. Jadi tidak seharusnya ada yang disalahkan..”


Ia adalah sahabat saya. Tempat saya berkaca diri. Lelaki yang begitu kuat dan tegar. Lelaki sholeh. Lelaki yang kesabarannya tak berbatas. Saya mengenalnya dari sebuah radio dakwah. Kami sama-sama menyukai salah satu program radio tersebut : Pena muda. Sebuah program yang membuat pendengarnya aktif menulis, terutama puisi islam. Dan Ia adalah salah satu pendengar yang aktif membacakan puisi-puisinya. Sebelum mengetahui kisah hidupnya, Seringkali puisinya membuat saya menangis. Karna memiliki makna yang begitu dalam. Alhamdulillah kemudian Alloh mempertemukan saya dengannya. Saya dan beberapa teman mengunjunginya. (karna fisiknya, hingga kini ia masih belum beraktifitas di luar rumah) hingga lalu ia menuturkan kisahnya dengan begitu tegar.

Sejak saat itu...setiap kali mengingatnya, saya merasa tertampar. Sebab oleh nikmat sehat yang sering terlewatkan begitu saja. Sebab oleh jarang mensyukuri pemberian dariNYa. Sebab oleh ibadah saya jauuuh dari sekedar baik darinya meski tak ada kondisis fisik yang membatasinya.

Sejak saat itu, saya kembali meyakini bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah sekedar titipanNYA...dan setiap kita harus siap jika kemudian titipan itu kembali diambilNYA. Semoga Alloh senantiasa menguatkan akar keimanan kita. Agar kita mampu menghadapi sgala sesuatu yang tak sama sekali kita inginkan. Amin..


Aku berjalan mengitari cakrawala…
Bawa seratus luka, kantongi sejuta bintang…
Ku daki jurang terjal di antara seribu bunga bertabur duka…
Saksikan segudang peristiwa, membasuh pedih dengan selaksa airmata..

Tuhan...dengan angin, hembuskanlah nafas kekuatan....
Agar bisa kupecahkan karang belenggu pada ranting-ranting yng rapuh.
Kabarkanlah do’a, yang dengannya ku buka 7 pintu langit-Mu..
Dan akan ku masuki bingkai ruang bertabur cinta ...
Dengan aroma keharuman malaikat subuh...
Merajut bahagia berbenang do’a dalam rangkaian hari-hari dengan satu harapan....
Bunga yang ku tanam di kening pagi, ku harap mekar di dada siang...
Dan akan ku petik hingga waktunya di kaki senja nanti....

(Oleh dia, 22 Februari 2009)



Memory, 14 Ramadhan 1429 H

~ Ayah..Tidak Hanya Bunda kan??? ~

Kamis, 02 Juli 2009


Ayah..Tidak Hanya Bunda kan???

Setiap anak yang lahir ibarat gelas kosong dan bening yang harus di isi dengan air oleh orangtuanya. Air inilah yang akan membentuk karakter, kepribadian, pola fikir. Dan pola sikap anak dalam mengarungi kehidupannya...”

“Bun.., kok nilai Zaffa pas-pas san begini sih?, makanya lain waktu Bunda harus lebih intens lagi dunk dampingin belajarnya…!!”

“ Bunda…kok tadi Zaffa begitu sih?, kan ga’ sopan, ayah kan malu dengan tamu kita tadi..., emang di sekolahnya ga’ diajarin yah? Bunda juga ga’ pernah ngajarinnya?”

“ Bunda…!!, nih si ade minta bacain buku cerita, tugas kantor ayah numpuk nih, Bunda aja deh yang bacain, lagian kan biasanya memang dengan bunda.”

Demikianlah ayah Zaffa sehari-hari. Selalu saja menyerahkan semua urusan Zaffa kepada istrinya : bunda Zaffa. Ia merasa bahwa tugas utamanya sebagai seorang ayah adalah menafkahi istri dan anak-anaknya, sementara segala urusan rumah tangga dan urusan anak adalah tugas istrinya.

Ayah Zaffa tentu tak sendiri, ada banyak ayah di masyarakat kita yang juga berfikiran sama sepertinya. Mereka melakukan pembagian wilayah tugas, tugas ayah adalah mencari nafkah dan karena itu sebagian besar waktunya ia habiskan di luar rumah, sementara ibu bertugas mengurusi dan mendidik anak karena punya banyak waktu di dalam rumah.

Dalam majalah Ummi edisi 02/XXI Juni 2009, Dr. H. Ahzahmi Sami’un Jazuli, MA., seorang dosen pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa pada dasarnya dalam Islam tidak ada pembedaan di antara ayah dan ibu dalam tugasnya mendidik anak-anak mereka. Hanya bedanya tugas ayah menjadi lebih berat karena dia memikul juga tugas-tugas lain di luar rumah, seperti mencari nafkah dan berdakwah. Sementara peran ibu dalam pendidikan anak justru dapat dikatakan sebagai mitra bagi para ayah.

Ayah dan ibu harus saling bekerjasama dalam pendidikan anak. Peran keduanya tidak bisa dilepaskan begitu saja. Sekalipun sang ayah sudah memenuhi kewajibannya mencari nafkah, hal itu tidak serta merta menggugurkan kewajibannya dalam mendidik anak, sehingga harus menyerahkan semua pendidikan anak hanya kepada seorang ibu. Orangtua juga tidak boleh sepenuhnya menyerahkan urusan pendidikan anak-anaknya ke sekolah. Kewajiban utama mendidik anak tetap ada di orangtuanya. Keberadaan sekolah hanya bersifat sekedar membantu.

Bagaimana dengan orang tua yang mengabaikan hak pendidikan anaknya??Ahzami merinci beberapa ancaman yang akan diterima orangtua tersebut.
Pertama, bisa berupa ancaman dunia. Jika orangtua tidak bisa mendidik anak dengan benar, maka anak yang tadinya nikmat dan anugrah Allah swt, bisa berubah menjadi fitnah atau ujian.
Kedua, Orangtua akan ditanya oleh Allah terkait anak. Karena anak adalah titipanNya. Jadi bila anak berbuat maksiat, orangtua terancam tidak masuk syurga.
Ketika anak disia-siakan atau tidak dididik dengan baik maka orang yang paling bertanggung jawab adalah orang yang paling menyia-nyiakan anaknya itu, yang tidak peduli pada anaknya.

Nah jadi, ayah bunda yang budiman, baik ayah maupun bunda sama-sama memikul tanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita, agar mereka menjadi hamba yang Rabbani yang mampu memenuhi segala tuntutan hidup yang datang pada dirinya. Semoga setiap kita akan sukses mendidik anak-anak kita...Amiin..^_^

Kaliurang, 2 Juli 09.

~ Cinta yang Tak Sederhana....~


~ Cinta yang Tak Sederhana....~

Aku ingin mencintaiMu dengan sederhana :
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaiMu denganya tiada sederhana :
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikan air kehidupan
(21 Mei 2009)


Saya menemukan deretan kata tersebut dalam diary saya. Entah dari buku mana saya mengutipnya, satu hal yang pasti. Rangkaian kata tersebut, kembali membuat saya merenung : berhenti sejenak. Mencoba menelisik ke dalam hati hingga relung-relung yang terdalam. Mencari satu kata dalam jiwa.

C i n t a..........
Yups...Cinta......!!,

Hati ini sering terbeli oleh orang yang berbuat baik kepada kita. Itulah cinta..., Cinta yang membuat saya ringan berbuat bahkan berkorban. Saya cinta kepada orangtua yang sudah banyak memberi kebaikan. Saya pun Cinta kepada siapa saja yang membuat kita mendapatkan nikmat kebaikan. Tapi sesungguhnya semua sumber kebaikan adalah hanyalah dari Alloh. Sedangkan makhluk hanyalah jalan nikmat yang Dia berikan. Maka sesungguhnya kepadaNya lah saya harus jatuh cinta. Maka sesungguhnya cinta sejati adalah kepada sumber kebaikan, sumber segala kebahagiaan dan kenikmatan yang sampai kepada saya. Dia lah Alloh yang maha pecinta, Dia lah yang layak saya cintai dengan sepenuh hati.

Dalam senyapnya malam
Dalam gundahnya hati
Aku mencari makna sebuah cinta yang hakiki

Dalam raga terlena..
Resah hampanya jiwa....
Akhirnya ku temukan satu cinta di atas cinta
Fitrah manusia mencintai dicintai...
Setiap insan mengalami tentang rasa cinta

Kadang cinta bahagia
Kadang cinta jadi menderita
Kadang lupa segala-galanya
Karna itu kembali padaNya

Cinta kawan yang tak sepadan,
Cinta guru yang tak berujung,
Cinta ibu bapak tak terbalas diberikan sepanjang jalan..
Cinta Rasul bagaikan air, mengalir kepada umatnya
Cinta Alloh sebuah misteri bagi setiap hamba-hambaNya..
(cinta di atas cinta, The Fikr)

Ah...sungguh betapa malunya diri ini terhadapNYa. Setelah sadar begitu rapuhnya hati memanage satu kata itu : cinta...Astagfirullah......

Kaliurang, 2 Juli 09
Ketika menekuri perjalanan waktu...

~ Juni Terindah baginya...~


~ Juni Terindah baginya...~

Ahad, 14 Juni 2009
Hari yang begitu menyejarah baginya : mba’ ku yang sholihat. Hari yang menjadi saksi atas genapnya dien dua jiwa. Hari bahagia yang menghalalkan ikatan cinta antara 2 hati. Hari yang pernikahannya....., Alhamdulillah......

Dua hati menyatu kini..
Di dalam ikatan yang suci, ntuk mengikuti sunah nabi..
Berharap ridho Ilahi..
Semoga akan terciptakan keluarga penuh kasih sayang
Seperti yang pernh disampaikan Rasulullah tentang keluarganya.

Saat dua hati berjanji …
Tuk arungi hidup di jalanNya..
Alloh kan berkahi mereka
Kala dalam do’a, kala dalam asa.

Menjadilah mentari bening pagi terangi bumi terangi hati
Menjadilah keheningan malam, kala berjuta insan larut dalam do’a
Selamat datang di duniamu yg baru... terhanturkan do’a : semoga bahagia...^_^

Barokallahu laka wabaraka’ alaika wa jama’a bainakuma fii khoir (semoga Alloh mencurahkan keberkahan atasmu dan semoga Dia mempersatukan kamu berdua di dalam kebaikan). (HR Ahmad, Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah dan Baihaqi).


Pontianak, Juni 09.
Untuk kesekian kalinya aku menangis bahagia......