~ Saat Terkenang Kembali...~

Minggu, 23 Desember 2007


~ Saat Terkenang Kembali ~

Menyesal…benar2 menyesal, hampir satu bulan aku benar-benar malas menulis…diaryku kosong…bolong..Duh…..bgtu banyak kisah yang tak terabadikan lewat coretan manisku..hanya termemory dalam ingatan…Tp malam ini aku takkan mengosongkannya…..

Mengawali hari ini dengan membantu mama untuk sekian bungkusan ”tiwul ’...yang akan segera dijualnya pagi ini...ya..”tiwul” makanan ndeso itu jd salahsatu menjadi sumber penghasilan mama, seorang wanita paling perkasa yang punya andil besar dlm hidupku...
Ya..aku bangga masih bisa membantunya pagi ini sebelum masuk kuliah jam 7:30 wib.
Walau harus rela kehilangan majlis ilmu di mushola kampusku pagi ini...
Nevermind...bukannkah ”birulwalidain” harus diutamakan???...

Truss...perjalananku ke kampus pagi ini disambut anak2 yang berseragam merah putih di sepanjang kanan dan kiri jalan....semarak!!! dgn kibaran bendera2 kecil di tangan2 mungil mereka....rame banget!!! Mereka smua menentikan kehadiran Yusuf Kalla .....
Demi sang wakil presiden merek rela berjam-jam berdiri di kanan kiri jalan...........

Aku jadi senyum2 sendiri.....teringat 12 thn yang lalu...aku sama dgn mereka : menanti kehadiran sang presiden ”Suharto” hingga 4 jam menanti di pinggir jalan....begitu melelahkan. Tapi anehnya lelah tsb seketika hilang ketika melihat sunggingan senyum Suharto walau hanya dari balik sedan hitamnya...hanya 20 detik, mampu melenyapkan lelah dan kesal...AJAIB…Subhanallah!

Dan ternyata waktu begitu cepat bergulir...kini aku dah ”gede” kayak gini, ga pake seragam lagi seperti mereka...:) satu masa (anak-anak) telah kulalui...dan ga kan beulang...hiks..hiks...

Dan SUPRISE!!!!...diantara tubuh2 mungil tsb..ada seorang yg begitu semangat...berteriak menyapaku.... dan tau ga? Saking semangat dan bahagianya aku sempet lupa klo dah ”hijrah”..tanpa memberhentikan motorku...aku segera berteriak dgn suara yg lbh lantang : ” bang Izul!!!!!, pa kbr??” J

ya...alhamdulillah...Alloh mempertemukanku dengan bang Izul ku, seorang yg telah mengajariku banyak hal tentang hidup...dulu. Orang yg sangat mudah menyapa dan senyumnya slalu bisa membangkitkan semangat orang-orang di sekitarnya. Seperti hari ini ada semangat baru yang beliau berikan..begitu sederhana dan dewasa tapi di sisi lain beliau sangat lucu dan slalu menghidupkan suasana. Aku begitu kagum dgn sosoknya. Sangat bersahaja. Kesederhanaannya mengajarkanku tentang banyak hal. Alhamdulillah aku bangga, akhirnya berhasil menjadi seorang guru. Bang izul adalah salah satu sahabat di antara 6 sahabat ”teletubies”ku (laki2 smua)...kami sama2 aktif di Pramuka. Tapi, semenjak aku kuliah dan memutuskan ”hijrah”, aku berusaha menjaga izzahku sebagai muslimah. Perlahan dan pasti aku mulai menjaga jarak dengan mereka...hingga akhirnya lama bgt ga ketemu mereka..idulfitri pun belum tentu bisa bersua..

Dan kini...hati kecilku rindu ...rindu dengan sahabat2 yang dulu slalu berbagi suka dan duka..:). Aku rindu mereka...orang2 yang mendewasakan dirinya dihidupku dan aku bebas berekspresi tanpa beban...mereka slalu ada dan slalu ringan hati tuk membantu...
Tapi itu dulu ketika aku belum mengertin konsep ”hijab’....
Dan saat ini aku bersyukur atas apa yang telah ALLOH karuniakan untukku...
Dan aku ingin cahaNYA tetap menerangi hati ini sampai nanti..sampai mati...amiiin.

Rabby….sampaikan juga salam rinduku untuk mereka...
Rabby…bagikan cahayaMu untuk mereka, sebagaimana yang telah Engkau berikan untukku…amiiin.

Akhirnya malam ini kututup hariku dengan kembali membuka puisi sahabat2ku itu
Yang mereka kirimkan di hari miladku kemarin......:

Saat qta melangkah menjelajah….
Kelelahan mewarnai kebersamaan…
Namun indah..kini asa..membuat qta berbeda ..
Dan di jalan yang berbeda…

Namun, ingatkan sobat...?
Saat qta melepas tawa di udara dan menatap langit malam
Yang menyatukan qta di bawah hangatnya rembulan...
Kemudian candamu tak lekang oleh waktu,
Menangis bersama....
Itulah nirwanaku...
Kau lah bagian dari warna hidupku....
Sesungguhnya kau tak kan pernah ku lupakan...


Ya Alloh...aku benar2 menangis membacanya.....
Semoga bukan sebuah ”salah” ketika malam ini , aku harus mengenang mereka dalam tangis...Astagfirullah........


Awal September 2007,
di penghujung malam...saat burung terang bulan tak kunjung henti bernyanyi....

0 komentar: