~ Butiran Cinta itu ...~

Senin, 13 April 2009


~ Butiran Cinta itu ...~

Setiap pagi saat suasana kost masih sepi karna sebagian penghuninya masih terlelap dibuai mimpi, saat jarum jam baru bergeser 20 menit dari pukul 05.00 wib. saya selalu mendengar teriakan lembut dan penuh manja.
”Pak...! Pak...!”
Itu pasti suara si kecil ’Ajeng’. Anak ragil bapak kost yang masih sekolah TK. Ajeng memang terlihat begitu dekat dengan bapaknya.
”Ngiih..”
Pak..!, Bapak...!

Wah Ajeng belum puas juga nih, masih juga teriak-teriak. Tapi, sekali lagi saya mendengar sahutan penuh kelembutan dari sang Bapak..
”Inggih..”
”Pak..!, Bapak di mana?”

Wah si Ajeng tetap masih memanggilnya dengan manja, pasti karna bapak belum mendekatinya...
”nggiih..Bapak di sini ini loh..., bentar yah...”
Sehabis itu ga’ terdengar lagi teriakan Ajeng. Pasti setelah itu bapak segera menghampiri putri bungsunya itu.

Ups..saya kadang tertarik untuk melihat kemesraan mereka di pagi hari, seperti pagi ini, dengan begitu semangat saya menuruni tangga dan ternyata bapak lagi asyik memilah-milah pakaian kotor di dekat mesin cuci, pantesan aja si Ajeng berulang kali memanggilnya.

Meski ada sang ibu di rumahnya..., belum pernah sekalipun saya mendengar Ajeng memanggil-manggil ibunya. Dalam keseharian yang terlihat, Ajeng memang begitu lengket dengan Bapak. Ga’ tau kenapa. Tapi, sejak awal berkenalan dengan keluarga bapak kost, saya memang menemukan ’kharisma’ itu. Aura ’sayang’ dan bijaksana darinya. Setiap melihatnya saya selalu teringat dengan Bapak saya. Kharisma yang sama juga saya temukan pada bapak. Bapak lebih banyak ’mengekspresikan’kan sayangnya, daripada ibu. Itu mungkin yang membuat kami : saya dan Ajeng, lebih dekat dengan Bapak. Sesuatu hal yang tidak umum, karna hampir sebagian besar anak lebih merasa lebih dekat dengan ibunya.

Episode pagi antara Ajeng dan Bapak kost sama persis dengan episode-episode pagi yang saya lewati bersama Bapak sekitar 19 tahun yang lalu. Dulu saya melakukan hal yang sama seperti Ajeng. Setiap pagi selalu begitu. Sejak usia 4 tahun hingga kelas 2 SD, setiap pagi setiap bangun tidur, saya selalu memanggilnya dan saya sama sekali tak beranjak dari tempat tidur kecuali setelah bapak datang dan mengendong saya beberapa saat, hingga saya benar-benar telah siap melakukan aktifitas selanjutnya. Setiap pagi dalam dekapan bapak, saya merasakan energi cinta yang luar biasa. Selama waktu yang terus bergulir, bapak selalu melakukan semuanya dengan kehangatan sayangnya, dengan senyumnya yang tulusnya. Sedikitpun Bapak tak pernah mengeluh, tak pernah mencela anaknya yang begitu ingin dimanjakannya. Dan episode pagi itu baru berakhir ketika saya telah merasa besar dan malu untuk memanjakan diri padanya...^_^.


Setiap saat dan setiap waktu saya selalu terkenang dengan butiran-butiran’cinta’ Bapak.
Lewat ’cinta’ nya bapak mengajarkan saya banyak hal. Tentang keikhlasan dan ketulusan. Tentang empati terhadap sesama. Energi cinta yang saya bapak berikan selalu menguatkan saya di saat lemah.

Bapak selalu memperlakukan siapapun dengan penuh kelembutan, bukan hanya terhadap saya tapi juga terhadap semua anak-anak dan cucu-cucunya. Sebab itu kami : anak-anaknya sangat menghormatinya dan lebih menyanyanginya. Hingga saat ini tak satupun dari kami yang pernah berkata kasar padanya. Karna Bapak juga tak pernah melakukannya pada kami. Bahkan hingga menjelang 24 tahun usia saya, seingat saya, Bapak hanya 1 kali marah, itupun saat usia saya belum baligh (kelas 6 SD, 10 tahun). Selebihnya saya hanya menemukan kehangatan kasihnya. Darinya juga saya belajar tentang kelembutan, hingga saya mampu mengembangkan sifat positif dalam bersosialisasi. Ehmm...Bapak sungguh saya bersyukur memilikinya. You are my inspiration.


Kemesraan Ajeng dan bapak kost pagi ini, kembali mengundang rindu padanya : bapak. Sosok yang sederhana dan penuh cinta. Kerinduan itu lalu menggerakkan saya untuk segera memutar MP3 ”Yang Terbaik Bagimu” by ’ADA BAND dan Gita Gutawa. Lalu senandung itupun mengalun merdu...: syahdu, memecahkan kesunyian pagi, mengisi penuh ruang kerinduan padanya.

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu, buatku melambung
Di sisimu terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Coba kau dengar yang mungkin ku lakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku trus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan kau demikian
Kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati


Ehmm..Bapak..., pagi ini saya menangis karna mengenang kebersamaan kita.
Rindu..rindu dengan ’ekspresi cinta’ yang selalu terpancar dari wajahmu.
Sungguh..saya tak ingin mengecewakanmu......
Semoga akhirnya nanti Alloh akan mempertemukan saya dengan laki-laki sepertimu, yang akan menemani hari-hari berikutnya, setelah ketiadaanmu nanti...

Sabtu, 11 April 2009
Di ruang rindu kita bertemu...

1 komentar:

John mengatakan...

Very unique blog.
Fantastic presentation and great
pictures.

I like your blog.

Please visit:
http://moneytoon.blogspot.com

Keep blogging.
Have a nice day.