Enggak mau ih, Kotor Bu !!

Kamis, 16 April 2009


~ Enggak mau ih, Kotor Bu !! ~

Berani kotor....itu baik..!!!

Indy Faudzul Azry adalah salah satu murid kelas TK nol besar di Sekolah Islam Terpadu AL KARIMA Pontianak. Tempo hari ketika guru TK mengajarkan aktifitas Finger Painting di kelasnya. Indy tak sama sekali mau menyentuh cairan warna yang telah disediakannya, meski telah dibujuk oleh guru dan teman-teman lainnya. Indy tak sama sekali bergeming. Padahal semua teman-teman telah asyik memasukkan jari-jari mungil mereka wadah cairan warna tersebut lalu masing-masing mereka sibuk meletakkan tangannya pada kertas putihnya masing-masing.

”Indy enggak’ mau begitu, jijik...nanti tangannya kotor...”

Bukan hanya itu, pada hari lainnya, ketika semua teman-teman di kelasnya sibuk menempel kertas-kertas warna pada buku gambar mereka. Indy juga tidak mau mengikuti aktifitas tersebut dengan alasan yang sama, Ia tak sama sekali mau menyentuh lem kertas dengan tangannya. Indy mau melakukannya hanya bila ia dapat kepastian bahwa tangannya tidak akan sama sekali menyentuh lem kertas tersebut.

Mengapa sampai ada anak seperti Indy yang maunya serba bersih? Banyak faktor yang menjadi penyebab, salah satunya adalah contoh lansung yang dilihatnya sehari-hari. Orangtua yang serba bersih akan menurunkan pada anak.
Prilaku yang sama juga bisa muncul karena anak terlalu banyak dilarang. Contonya jika anak keluar rumah tidak memakai sandal langsung diomeli, anak tidak mau merapikan bekas makanan nya lansung kena marah. Jadilah anak takut takut salah manakala berada ditempat yang tidak bersih.

Nilai positifnya apa sih??
Pada batas wajar, kebiasaan serba bersih adalah positif. Salah satunya teratur. Anak-anak yang maunya serba bersih umumnya pola hidupnya teratur, mereka biasanya mudah mengikuti jadwal harian, jam berapa harus main, jam berapa harus tider siang dan lain sebagainya.

Selain itu anak-anak dengan kebiasaan serba bersih biasanya akan cenderung hati-hati/ tidak ceroboh dalam bertindak. Misalnya saja ia menjadi terbiasa mengembalikan barang yang diambil ke tempat semula supaya tetap bersih dan rapih.

Berikutnya orangtua jadi lebih mudah memasukkan nilai-nilai positif pada anak. Contohnya karna kebiasaannya yang serbah bersih, orangtua jadi gampang mengajarkan tentang kesehatan.

Klo negatifnya apa aja??
Dampak negatif yang ditimbulkan dari anak yang serba bersih diantaranya adalah tidak fleksibel. Segala sesuatu harus sesuai dengan standarnya, seperti Indy yang tidak mau memegang lem yang dianggapnya kotor.

Dampak berikutnya adalah anak menjadi tidak fun dan tidak kreatif. Sejatinya bermain kotor-kotoran dapat mengasah kreatifitas anak. Anak yang tidak pernah melewatinya biasanya jadi terlalu serius dan tidak fun. Ia pun menjadi kurang kreatif bila menemui situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya, selanjutnya anak-anak jadi tidak mau ambil resiko. Misal klo diajak main ke tempat yang belum pernah dikunjunginya ia akan menolak karena tidak mau ambil resiko berada di tempat yang ”menyusahkannya”.

Akhirnya, karena pilihan permainannya terbatas, lingkungan yang dikehendakinya terbatas, jadilah anak-anak ini kurang stimulasi, motorik kasarnya jadi kurang terlatih, karena ia tidak mau bermain di lapangan rumput yang kotor, tidak bisa memanjat pohon, kurang terampil olahraga dan sebagainya.

Jika anak-anak maunya serba bersih, orang tua harus gimana dong???
Menurut Ibu Diah Paramitha, Psi., ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan orangtua yaitu sebagai berikut :
- Cari Penyebabnya
Cari tau apa penyebab anak maunya serba bersih. Luruskan pendapatnya yang kurang sesuai, berikan penjelasan yang mudah dimengerti.
- Kebersihan Proporsional
Jelaskan pada anak kalau hanya kotor sesekali tak masalah. Berikan batasan yang mudah dipahami, kalau kotor tidak mengganggu kesehatan bearti tidak masalah. Misalnya baju kotor karena percikan lumpur, asal sampai di rumah segera digaanti, tidak apa-apa. Tapi makanan yang jatuh ke lumpur, itu sudah tidak boleh diambil/ dimakan.
- Rapi Tak Bearti Kotor
Jelaskan padanya ketika kita memintanya untuk selalu rapi bukan bearti tidak memperbolehkan bermain kotor-kotoran. Misalnya merapikan kamarnya adalah untuk menghidarkan kamar jadi sarang nyamuk. Tapi kalau bermain tanah atau bermain bola di lapangan yang becek tidak apa-apa meski bajunya kotor, asal setelahnya langsung mandi.
- Hari-hari Kotor
Sesekali, buatlah hari-hari kotor bersama anak, misalnya berkebun bersama, membuat adonan kue bersama, dan lain sebagainya. Jadikan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai acara yang menyenangkan bagi mereka.
- Tidak Merepotkan Kok
Salah satu alasan keengganan anak untuk kotor karena takut disalahkan orangtua.
Selain itu bisa jadi karena anak jadi malas kotor karena malas repot karena dalam benaknya kotor itu merepotkan, misalnya setelah main becek-becekan anak harus mandi dan keramas. Sementara anak tidak mau kedinginan saat keramas, solusinya sediakan air hangat.
- Berikan Teladan
Contoh lansung lebih mudah bagi anak usia dini untuk menyerap apa yang dilihat sehari-hari. Jadi, berikan contoh yang proporsional supaya anak bisa menirunya.

Jum'at, 17 April 09
Ga' da yang lebih indah selain dunianya...

0 komentar: