~Kecelakaan itu,menguatkannya..~

Minggu, 19 Juli 2009

~ Kecelakaan itu, semakin menguatkannya...~

Suatu malam di tahun 2001, sekitar pukul 23.00 wib, Ia pulang dari tempat kerjanya, seperti biasa. Ia memang bekerja malam karna paginya ia juga menjadi mahasiswa di salah universitas swasta di Pontianak. Malam itu ia mengendarai motornya dengan kecepatan normal : 50-70 km/jam. Jalanan malam memang sepi. Wajar, jika beberapa pengemudi kendaraan seringkali menaikkan kecepatan kendaraan mereka. Hanya ada beberapa kendaraan yang ditemuinya. Hingga kemudian secara mendadak sebuah mobil sejenis JEEP yang datang dari arah berlawanan menabraknya. Tak sama sekali bisa mengelak. Motornya nyangkut di bawah bemper mobil depan. Malangnya sopir mobil tersebut tak sama sekali menghentikan kemudinya. Ternyata sopir tersebut tak menyadarinya dan baru tersadar ketika beberapa orang yang mengetahui kejadian tersebut (mereka tau karna terdengar suara gesekan yang sangat keras, antara besi-nesi motor dan aspal jalan) mengejar mobilnya dan meneriakinya agar berhenti. Miris banget!!.Mobil itu baru benar-benar berhenti sekitar 600 meter dari tempat kejadian awal. Bayangkan?! Ia dan motornya terseret sejauh 600 meter !!

Situasi pun menjadi ramai, karna tempat kejadian memang dekat dengan pemukiman masyarakat. Masyarakatpun memberikan beberapa pukulan terhadap sopir tersebut, tapi selidik punya selidik, ternyata sopir tersebut dalam kondisi mabuk. Syukurnya masyarakat masih mempunyai ”maaf” untuk sang sopir. Proses ”penghakiman masa” itu lalu dilanjutkan ke kantor polisi. Tapi masyarakat yang masih terbakar amarah lalu beramai-ramai membakar mobil tersebut. Hangus dan tamatlah riwayat kendaraan beroda empat yang tak tau diri itu.

Lalu bagaimana dengan kondisinya?? Dengan kondisi kecelakaan yang sedemikian hebat, masyarakat bahkan mengira ia telah meninggal jika tidak mungkin ia akan meninggal di RS. Tetapi Alloh membuktikan kekuasaanNYA. Ia selamat, darah hanya keluar dari luka terparahnya, di bagian tungkak kaki yang tertimpa motor dan bergesekan dengan aspal sejauh 600 meter. Bagian lainnya tak sama sekali mengalami luka luar. Kepalanya aman karna terlindungi oleh helm gandanya. Sementara punggungnya yang bergesekan dengan aspal hanya mengalami luka gores karna juga terlindungi oleh jeketnya yang tebal. Ia lalu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang tak sadar dan baru sadar 3 hari kemudian. Tapi ia tak sama sekali dapat menggerakkan anggota tubuhnya kecuali mata, lidah dan kedua bibirnya. Meski hanya sebelah kakinya yang patah. Operasi pun dilakukan, untuk memasang pen di kakinya.

Ia diizinkan pulang dari RS sekitar 2 pekan kemudian. Ia lalu menjalani rawat jalan di rumahnya. Tapi sebulan kemudian, selama sepekan ia harus dirawat kembali di RS, karena luka kakinya mengalami pendarahan hebat. Setelahnya ia kembali dirawat di rumah, dengan kondisi lumpuh total selama 2 tahun. Ia kehilangan kesempatan untuk melanjutkan kuliahnya, kehilangan pekerjaannya, bahkan ia kehilangan ’dunia muda’nya.
Sekian lama ia merasa sepi, hanya ada ibunya yang setiap saat selalu menemaninya, demikian juga dengan keluarga kandungnya yang lain. Awalnya teman-temannya masih sering mengunjunginya, tapi lambat laun mereka justru tak pernah datang kembali, sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.

Awalnya ia merasa sulit menerima semuanya dan selalu merasa sendiri dalam ketidakberdayaannya. Perasaan kecewa, sedih, dan menyesali keadaan menemani hari-harinya selama beberapa bulan. Tapi kemudian ia justru merasakan kasih sayang NYA. Ia merasakan sentuhan-sentuhanNYa dalam kehidupannya. Ia merasa bahwa Alloh semakin dekat di hatinya. Lalu ia pun semakin tunduk terhadap ketentuanNYA. Hari-harinya kemudian penuh dengan ketawadhuan dan kekhusyuan ibadah kepadaNYa. Ia semakin sering menghabiskan waktunya dengan bacaan-bacaan islami. Sesuatu yang sebelumnya sangat jarang ia lakukan. Kian hari motivasinya untuk sehat semakin kuat. Ia semakin optimis untuk kembali bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya seperti sedia kala.

Setiap hari setiap waktu, ia berusaha menggerakkan kaki dan tangannya. Mengikhtiarkan dengan sepenuh hati dan sepenuh harapan terhadapNYA. Meski awalnya tampak mustahil, tak ada respon sama sekali dari tubuhnya. Semua begitu sulit untuk digerakkan. Tapi 2 tahun setelah itu, sedikit demi sedikit jari-jari tangan dan kakinya mulai bisa digerakkan. Ia bersyukur dan semakin yakin bahwa suatu saat ia juga akan mampu mengerakkan semuanya. Hari ke hari ia terus mencoba dan mencoba.....! Hingga sekitar 5 tahun setelah peristiwa itu, Alloh mengizinkannya kembali berjalan menapaki bumi. Meski masih dengan menggunakan kruk dan tak sesempurna dulu. Tapi itu sebuah prestasi yang luar biasa!! Sebuah prestasi atas kesabarannya !! Sebuah prestasi atas harapannya yang tak pernah pupus!!! Sebuah prestasi atas ”nrimo”nya terhadap ketentuannya!!


”Abang menyesali semua keadaan tersebut??”
”Tidak sama sekali, justru abang mensyukuri semuanya, ada banyak hikmah yang Alloh bentangkan.”
”Abang ga’ membenci sopir itu?”
”Tidak sama sekali..., sejak lama abang sudah memaafkannya. Semua sudah ditentukannya. Jadi tidak seharusnya ada yang disalahkan..”


Ia adalah sahabat saya. Tempat saya berkaca diri. Lelaki yang begitu kuat dan tegar. Lelaki sholeh. Lelaki yang kesabarannya tak berbatas. Saya mengenalnya dari sebuah radio dakwah. Kami sama-sama menyukai salah satu program radio tersebut : Pena muda. Sebuah program yang membuat pendengarnya aktif menulis, terutama puisi islam. Dan Ia adalah salah satu pendengar yang aktif membacakan puisi-puisinya. Sebelum mengetahui kisah hidupnya, Seringkali puisinya membuat saya menangis. Karna memiliki makna yang begitu dalam. Alhamdulillah kemudian Alloh mempertemukan saya dengannya. Saya dan beberapa teman mengunjunginya. (karna fisiknya, hingga kini ia masih belum beraktifitas di luar rumah) hingga lalu ia menuturkan kisahnya dengan begitu tegar.

Sejak saat itu...setiap kali mengingatnya, saya merasa tertampar. Sebab oleh nikmat sehat yang sering terlewatkan begitu saja. Sebab oleh jarang mensyukuri pemberian dariNYa. Sebab oleh ibadah saya jauuuh dari sekedar baik darinya meski tak ada kondisis fisik yang membatasinya.

Sejak saat itu, saya kembali meyakini bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah sekedar titipanNYA...dan setiap kita harus siap jika kemudian titipan itu kembali diambilNYA. Semoga Alloh senantiasa menguatkan akar keimanan kita. Agar kita mampu menghadapi sgala sesuatu yang tak sama sekali kita inginkan. Amin..


Aku berjalan mengitari cakrawala…
Bawa seratus luka, kantongi sejuta bintang…
Ku daki jurang terjal di antara seribu bunga bertabur duka…
Saksikan segudang peristiwa, membasuh pedih dengan selaksa airmata..

Tuhan...dengan angin, hembuskanlah nafas kekuatan....
Agar bisa kupecahkan karang belenggu pada ranting-ranting yng rapuh.
Kabarkanlah do’a, yang dengannya ku buka 7 pintu langit-Mu..
Dan akan ku masuki bingkai ruang bertabur cinta ...
Dengan aroma keharuman malaikat subuh...
Merajut bahagia berbenang do’a dalam rangkaian hari-hari dengan satu harapan....
Bunga yang ku tanam di kening pagi, ku harap mekar di dada siang...
Dan akan ku petik hingga waktunya di kaki senja nanti....

(Oleh dia, 22 Februari 2009)



Memory, 14 Ramadhan 1429 H

0 komentar: